Langsung ke konten utama

PENGELOLAAN LABORATORIUM

 PELABELAN B3 BAHAYA LABORATORIUM

NO

SIMBOL

SIFAT

KETERANGAN 

1

b3a.gif

Mudah Meledak (Explosive)

Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang pada suhu dan tekanan standar (25ºC, 760 mmHg) dapat meledak dan menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.


2

b3b (1).gif

Pengoksidasi (Oxidizing)

Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan banyak panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya, terutama bahan-bahan yang sifatnya mudah terbakar meskipun dalam keadaan hampa udara.


3

b3c.gif

Mudah Menyala (Flammable)

Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar karena kontak dengan udara pada temperatur 

ambien;
b. Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber nyala api;
c. Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
d. Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau udara lembab.


4

b3d.gif

Beracun (Toxic)

Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat beracun dan beracun); dan/atau
b. Sifat bahaya toksisitas akut.


5

b3e.png

Berbahaya (Harmful)

Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.

6


b3f.gif

Iritasi (Irritant)

Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan;
b. Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;
c. Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit; dan/atau
d. Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata.

7

b3g.gif

 Korosif (Corrosive)

Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55oC; dan/atau c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat basa.


8

b3h.gif

Berbahaya Bagi Lingkungan (Dangerous For Environment)

Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls).

9

b3i.gif

 Karsinogenik, Teratogenik Dan Mutagenik (Carcinogenic, Tetragenic,Mutagenic)

Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang
dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut:
a. karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
b. teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio;
c. mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat merubah genética;
d. toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
e. toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
f. gangguan saluran pernafasan.


10

b3j.gif

Bahaya Lain Berupa Gas Bertekanan (Pressure Gas)

Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran.



STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR

MIKROSKOP ELEKTRON

mikroskop-cahaya-histo.png

Gambar 1 Mikroskop Elektron

Keterangan 

1. Lensa Okuler

2. Tabung Mikroskp/Tubus

3. Revolver

4. Pengunci Tabung tubus

5. Lensa Objektif

6. Penjepit Preparat

7. Meja preparat

8. Kondensor

9. Pemutar Kondensor

10. Pemutar Kondensor

11. Diafragma

12. Pegatur penjepit preparat 

13. Makrometer sekrup 

14. Mikrometer sekrup

15. penagtur penjepit preparat

16. Sakelar Lampu/tombol on atau off

17. Pengatur Intensitas Cahaya

18. Lampu

PRINSIP 

Alat digunakan untuk melihat objek yang terlalu kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata.

PEMELIHARAAN 

  1. Mikroskop selalu dimasukan ke dalam kotaknya atau ke dalam lemari sehingga mikroskop terhindar dari kotoran debu.

  2. pembersihan permukaan luar lensa depan objektif dilakukan dengan kain bersih. 

  3. Membersihkan permukaan lensa dengan menggunakan sikat halus.

  4. membersihkan debu yang ada pada permukaan lensa 

LANGKAH KERJA 

  1. Membawa mikroskop dengan cara tangan kanan memegang bagian lengan mikroskop dan tangan kiri memegang kaki mikroskop.

  2. Letakkan mikroskop di tempat yang datar, kering, dan memiliki cahaya yang cukup.

  3. Pasang lensa okuler dengan lensa yang memiliki ukuran perbesaran sedang.

  4. Putar revolver untuk memilih lensa objektif dengan paling kecil.

  5.  Putar makrometer untuk menjauhkan lensa objektif dengan meja mikroskop.

  6.  Aturlah diafragma agar lensa mendapatkan cahaya yang cukup.

  7.  Aturlah cermin yang sesuai dengan kondisi cahaya ruangan.
    Cermin datar digunakan jika kondisi ruangan cukup terang, sedangkan cermin cekung digunakan saat kondisi ruangan kurang cahaya (redup).

  8. Siapkan preparat yang akan diamati, letakkan pada gelas benda di atas lubang meja mikroskop, kemudian kokohkan dengan penjepit objek.

  9. Putar makrometer perlahan-lahan sehingga lensa objektif berada pada posisi terdekat dengan meja mikroskop.

  10. Amati preparat melalui lensa okuler sambil memutar makrometer untuk menemukan bayangan. Untuk mengatur fokus, gunakan mikrometer sehingga diperoleh bayangan yang jelas.

  11. Jika letak preparat belum tepat, gelas benda dapat digeser dengan lengan yang berhubungan dengan penjepit. Jika tidak tersedia, preparat dapat digeser secara langsung.

  12. Gunakan perbesaran lensa objektif yang lebih kuat untuk mengamati preparat dengan lebih jelas


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Primata Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)

(Buat temen-temen yang ingin template booklet (buku saku) mengenai  Monyet   ekor   panjang   ( Macaca   fascicularis ) dalam bentuk Pdf,  bisa klik link dibawah → DOWNLOAD DISINI  Dan ini template dalam bentuk powerpoint → DOWNLOAD DISINI  ) Monyet ekor panjang   ( Macaca fascicularis ) merupakan monyet asli Asia tenggara , namun sekarang sudah tersebar hampir seluruh Asia. Dalam bahasa inggris monyet ekor panjang dinamakan  Crab-eating Macaque  atau  Long-tailed Macaque.  Monyet ini sangat mudah adaptasi dengan lingkungan barunya dan termasuk hewan liar yang mampu mengikuti perkembangan peradaban manusia . Kingdom   : Animalia Filum          : Chordata Kelas           : Mammalia Ordo            : Primata Familia       : Cercopithecidae Genus        : Macaca Spesies       : Macaca fascicularis Saat dewasa Monyet Ekor Panjang mempunyai panjang tubuh sekitar 38-55 cm ditambah ekor sepanjang 40-65 cm.

LAPORAN PRAKTIKUM II- PENGENALAN MIKROSKOP, ALAT OPTIK DAN KAMERA SEBAGAI ALAT BANTU BIOLOGI

  LAPORAN PRATIKUM II PENGENALAN MIKROSKOP, ALAT OPTIK DAN KAMERA  SEBAGAI ALAT BANTU BIOLOGI Oleh : Rizki Juliyantri (1532220129) Dosen Pembimbing: Syarifah, M.Kes  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.2  Latar Belakang  Dalam mempelajari ilmu biologi kita dituntut harus menghetahui aspek yang berhubungan dengan segala bentuk makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini. Menghetahui macam bentuk serta ragam nya. Dari makhluk hidup yang mampu dilihat oleh kasat mata sampai yang tak mampu dilihat dengan kasat mata. Oleh sebab itu dalam pembelajaran biologi sangat dibutuhkan alat optik mikroskop untuk melihat objek yang tak kasat mata.  Mikroskop sendiri merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang Biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari  struktur benda-benda kecil. Ada dua macam mikroskop yaitu Mikroskop Optik dan Mikroskop Elektron. Mikroskop o

STATISTIKA PENDIDIKAN - MAKALAH UJI T, UJI KORELASI DAN UJI ANAVA

!!!UNTUK MAKALAH BERBENTUK MS.WORD DAPAT DIDOWNLOAD DI LINK BAWAH YA !!!  👉👉DOWNLOAD MAKALAH👈👈   STATISTIKA PENDIDIKAN RESUME UJI T, UJI KORELASI DAN UJI ANAVA Oleh:                     Nama           : Rizki Juliyantri                     Nim : 1532220129 Dosen Pembimbing: Eri Agusta, M.pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2017 UJI T-TEST A. Pengertian Uji-T Uji-T atau T-Test adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol/nihil (Ho) yang menyatakan bahwa di antara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama tidak terdapat perbedaan yang signifikan. B. Macam- Macam Uji-T 1. One Sample T-Test  Analisis perbandingan satu sampel dikenal dengan Uji-T atau T-Test ( one sample t-test ) dan uji-Z. Tujuan Uji-T atau Uji-Z adalah untuk mengetahui perbedaan mean variabel yang dihipotesiskan .  Rumus Uji-T  :     Apabila s