LAPORAN PRATIKUM II
PENGENALAN MIKROSKOP, ALAT OPTIK DAN KAMERA
SEBAGAI ALAT BANTU BIOLOGI
Oleh :
Rizki Juliyantri (1532220129)
Dosen Pembimbing:
Syarifah, M.Kes
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu biologi kita dituntut harus menghetahui aspek yang berhubungan dengan segala bentuk makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini. Menghetahui macam bentuk serta ragam nya. Dari makhluk hidup yang mampu dilihat oleh kasat mata sampai yang tak mampu dilihat dengan kasat mata. Oleh sebab itu dalam pembelajaran biologi sangat dibutuhkan alat optik mikroskop untuk melihat objek yang tak kasat mata.
Mikroskop sendiri merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang Biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur benda-benda kecil. Ada dua macam mikroskop yaitu Mikroskop Optik dan Mikroskop Elektron. Mikroskop optik yang sering digunakan adalah mikroskop biologi dan streo. Mikroskop electron yang sering digunakan adalah scaning electron mikroskop dan teknik electron mikroskop (Falahudin, 2015).
Sifat bayangan pada mikroskop ditentukan oleh 2 lensa, yaitu lensa obyetik dan lensa okuler. Bayangan yang dihasilkan oleh benda haruslah terletak antara titik dekat dan titik jauh mata agar dapat diamati dengan jelas. Biasanya mikroskop dipergunakan untuk mengati benda dengan kecil, maka benda yang diamati haruslah terletak sedekat mungkin dengan lensa objektif, agar sudut pandang penglihatan oleh lensa objektif menjadi sebesar mungkin (Stanley, 2015).
Salah satu alat pengukur obyek mikroskopis adalah mikrometer. Ada dua micrometer yaitu micrometer obyetif dan micrometer okuler. Alat ini dapat berfungsi bila dipakai bersama-sama dengan mikroskop (Faradiaz, 1992).
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Pengenalan Mikroskop, Alat Optik dan Kamera sebagai Alat Bantu Biologi sebagai berikut :
Melatih Mahasiswa untuk menghetahui macam-macam Mikroskop.
Melatih Mahasiswa untuk menghetahui bagian-bagian Mikroskop dan
fungsinya.
Melatih Mahasiswa untuk menghetahui sifat-sifat bayangan pada
Mikroskop.
Melatih keterampilan mahasiswa dalam pengukuran obyek mikropis
dengan micrometer.
Melatih Mahasiswa untuk menghetahui cara kerja dan sifat obtik lab.
Melatih Mahasiswa untuk mampu mengukur benda melalui foto camera
optik lab.
Melatih Mahasiswa untuk mencetak dan menyimpan gambar dalam
bentuk optik lab.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah dan Pengertian Mikroskop
Mikroskop merupakan suatu alat bantu yang memungkinkan kita untuk dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Alat ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan makhluk-makhluk kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop (berasal dari bahasa Yunani, micros berarti kecil, bios adalah hidup, logos adalah ilmu, scopium berarti penglihatan). Makhluk-makhluk kecil tersebut disebut dengan mikroorganisme. Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723) adalah orang yang pertama kali mengetahui adanya dunia mikroorganisme tersebut (Mastuti, 2014).
Bentuk kehidupan dari dunia mikroba yang pertama kali beliau amati adalah bekteri atau kuman. Dari pengamatan tersebut Anthonie Van leeuwenhoek berhasil menemukan suatu bentuk kehidupan yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk kehidupan tersebut kemudian dinamakan animal cules, yang tidak lain adalah bakteri atau kuman. Leeuwenhoek menggambarkan bentuk kehidupan temuannya, yaitu bulat atau kokus, batang atau basil, dan spiral yang sampai saat ini digunakan sebagai bentuk dasar morfologi bakteri.
Dengan mikroskop ciptaannya ia dapat melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya tidak diduga sama sekali keberadaannya. Mikroskop buatan Leeuwenhoek itu memberikan pembesaran sampai 300 kali. Hasil pengamatan tersebut berasal dari berbagai objek seperti air selokan, air hujan, kotoran gigi, potongan rambut, dan kerokan kuku
Antara tahun 1674 sampai 1683 ia terus menerus mengadakan hubungan dengan lembaga Royal Society di Inggris. Ia melaporkan hal-hal yang diamatinya dengan mikroskop itu kepada lembaga tersebut. Laporan-laporan itu disertai dengan gambar-gambar mikroorganisme yang beraneka ragam. Di dalam sejarah mikrobiologi, Leeuwenhoek dapat dianggap sebagai penemu mikroskop
Sementara itu, Robert Hooke (1665) seorang ilmuan asal Inggris, juga melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop terhadap sel tumbuhan dan jaringan hewan (Gabriel, 1996). Selanjutnya pada tahun 1838-1839, Mathias Schleiden dan Theodor Schwann melakukan penelitian terhadap sel makhluk hidup dan disimpulkan bahwa semua makhluk hidup tersusun dari sel-sel (Dzen, 2003).
Pada abad XIX ahli optika menawarkan mikroskop untuk dijual ke segala penjuru kota-kota Eropa (Gabriel, 1996). Pada tahun 1880 telah dibuat mikroskop kompoun (compound microscope), dan pada tahun 1903 diperkenalkan mikroskop medan gelap (dark-field microskope), ultraviolet illumination (1925), electron microscope yang diperkenalkan pada tahun 1940, dan phase contrast microscope pada tahun 1944 (Tarsito, 1996)
2.2 Macam-Macam Mikroskop
Menurut Suharni (2008), ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
a. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih.
Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari.
b. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali.
Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus.
c. Mikroskop Elektron
Sebagai gambaran mengenai mikroskop elektron kita uraikan sedikit dalam buku ini. Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur detil internal sel.
2.3 Bagian-bagian Mikroskop
Menurut Mulyana (2014), pada dasarnya bagian-bagian mikroskop adalah sebagai berikut :
Lensa obyektif
Lensa obyektif berfungsi membentuk bayangan pertama suatu spesimen. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Kemampuan kerja lensa obyektif dalam mengumpulkan cahaya ditentukan oleh numerical apperture (NA) yang tergantung pada kecembungan lensa. Numerical apperture (NA) merupakan ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Bila sudut θadalah setengah dari sudut yang dibentuk dari suatu titik pada obyek dengan cahaya yang dikumpulkan oleh lensa obyektif, dan n adalah indeks bias medium (biasanya udara atau minyak imersi) yang memisahkan spesimen dengan lensa obyektif, maka NA = n sin θ
Lensa obyektif dikelompokkan menjadi tiga, yaitu scanning lens (4x), low power lens (10x) dan high power lens (berkisar dari 20 sampai 100x). Beberapa mikroskop juga ada yang memiliki oil immersion lens. Lensa ini hanya dapat digunakan bila di atas kaca penutup telah diteteskan minyak imersi. Kemudian lensa obyektif diturunkan secara perlahan sampai ujung lensa menyentuh minyak imersi.
Lensa okuler
Lensa okuler merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung okuler, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali.
Lensa kondensor
Lensa kondensor adalah lensa yang berada di sebelah bawah meja benda, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan difokuskan. Pengaturan kondensor akan Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik.
Beberapa kondensor posisinya tidak bisa diubah tetapi ada yang bisa diubah atau difokuskan sehingga kualitas cahaya bisa diatur. Apabila posisi lensa kondensor dapat diubah maka posisi yang terbaik adalah sedekat mungkin dengan meja benda.
Diafragma
Diafgrama terdapat di sebelah bawah kondensor yang berfungsi untuk mengontrol diameter cahaya yang masuk ke lensa kondensor. Bila diafragma pada posisi hampir tertutup maka cahaya akan sampai pada bagian tengah lensa kondensor akibatnya akan sangat kontras. Namun, bila diafragma terbuka lebar maka spesimen menjadi kurang kontras.
Pengatur kasar
Pengatur kasar bertujuan untuk mendekatkan lensa obyektif ke spekimen.
Pengatur halus
Pengatur halus bertujuan untuk mendapat image dengan kualitas maksimal.
Meja benda
Meja benda berfungsi untuk tempat meletakkan spesimen yang akan diamati, biasanya dilengkapi dengan penjepit spesimen dan knop pengatur
posisi spesimen
(kiri-kanan dan maju-mundur). Pada bagian tengah meja benda ada lubang agar cahaya dapat mengenai spesimen.
2.4 Pembentukan Bayangan Pada Mikroskop
Sifat bayangan pada mikroskop ditentukan oleh 2 lensa, yaitu lensa obyetik dan lensa okuler. Bayangan yang dihasilkan oleh benda haruslah terletak antara titik dekat dan titik jauh mata agar dapat diamati dengan jelas. Biasanya mikroskop dipergunakan untuk mengati benda dengan kecil, maka benda yang diamati haruslah terletak sedekat mungkin dengan lensa objektif, agar sudut pandang penglihatan oleh lensa objektif menjadi sebesar mungkin.
Hal ini , berarti bahwa jarak focus lensa objektif mikroskop harus sekecil mungkin. Jarak focus sekecil ini dapat diperoleh dengan menggunakan system lensa sebagai lensa objektif mikroskop. Karena lensa objektif hanyalah membentuk bayangan nyata yang diperbesar, yang kemudian diamati dengan lensa okuler (Stanley, 2015).
BAB III
METODOLOGI PRATIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 12 November 2015 pukul 11:00-13:00 WIB. Bertempat di Laboratorium Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Pengenalan Mikroskop, Alat Optik dan Kamera sebagai Alat Bantu Biologi sebagai berikut:
3.2.1 Alat
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Pengenalan mikroskop sebagai berikut :
Mikroskop
Mikrometer Obyetif
Mikrometer okuler
Gunting
Obyek gelas
Deckglass
Optik lab
Camera Digital
3.2.2 Bahan
Kertan Koran
Air
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dalam pelaksanaan praktikum Pengenalan Mikroskop, Alat Optik dan Kamera sebagai Alat Bantu Biologi sebagai berikut :
Potonglah satu huruf dari kertas Koran, kemudian letakkan diatas obyek glass.
Beri 2 tetes air dan tutup dengan menggunkan deck glass
Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah. Perhatikan bayangan yang terbentuk, sama atau tidak dengan yang di obyek glass?
Amati dengan perbesaran kuat, apa yang terjadi?
Geserlah ke atas, bagaimana bayangannya?
Perhatikan juga bayangan yang terbentuk jika digeser ke bawah, ke atas dan kebawah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum Pengenalan Mikroskop, Alat Optik dan Kamera sebagai Alat Bantu Biologi sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil gambar Mikroskop
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum pengenalan mikroskop yang telah dilakukan. Dapat dilihat pengertian dari pada mikroskop serta fungsinya, mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat objek yang terlalu kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata, sedangkan fungsi dari bagian-bagian mikroskop diantaranya, Lensa okuler merupakan bagian yang dengan mata pengamat saat mengamati objek, lensa okuler terletak pada ujung tabung mikroskop. Cincin Pengatur Lensa merupakan bagian yang berfungsi untuk memutar fokus bayangan. Tabung Mikroskop merupakan penghubung lensa okuler dengan lensa objektif diatas tabung terdapat lensa okuler dengan perbesaran tertentu . Revolver merupakan pemutar lensa yang berguna untuk menempatkan lensa objektif yang dikehendaki. Lensa Objektif berfungsi untuk menentukan bayangan objektif serta mempebesar benda. Penjepit untuk menjepit objek yang akan diamati di preparat agar tidak bergeser. Meja Preparat berfungsi untuk meletakkan bahan dengan menggunakan deck glass dan objek glass, dibagian tegah meja preparat terdapat lubang tempat lewatnya cahaya. Cermin mempunyai dua sisi, sisi cermin datar dan sisi cermin cekung, berfungsi untuk memantulkan sinar dari sumber sinar. Cermin datar digunakan apabila sinar cukup terang, sedangkan cermin cekung digunakan bila sumber sinar kurang. Kaki Mikroskop sebagai penyangga mikroskop, berbentuk seperti tapal kuda selain sebagai penyangga juga sebagai pemerkokoh mikroskop. Makrometer (sekrup pemutar kasar) merupakan komponen untuk menggerakkan tabung mikroskop keatas dan kebawah dengan pergeseran besar. Mikrometer (sekrup pemutar halus) merupakan komponen untuk menggerakkan tabung mikroskop keatas dan kebawah dengan pergeseran kecil. Lengan Pemutar Mikroskop sebagai penghubung bagian bagian mikroskop dan tempat memegang mikroskop. Sendi pemutar kondesor Berfungsi untuk mengatur kondesor naik atau turun (Mulyana, 2012).
Dari praktikum yang telah dilakukan dengan menggunakan objek potongan huruf dari kertas Koran. Dengan menggunakan kertas Koran dapat lakukan sebuah percobaan dengan menggunakan potongan huruf A yang kemudian diletakan pada obyek glass lalu diberi air kegiatan tersebut berguna untuk merekatkan potongan huruf, setelah itu ditutup dengan deckglass dan diletakkan diatas meja preparat mikroskop. Pengamatan pertama dilakukan dengan perbeseran lemah yaitu 4x10 di dapatkan hasil bayangan huruf tersebut menjadi terbalik dan nyata. Selanjut nya masih dengan obyek yang sama yaitu potongan kertas Koran huruf A. Dilakukan kembali pengamatan dengan perbesaran menggunakan lensa 10x10 dan di dapatkan hasil yang sama terbalik dan nyata akan tetapi, perbesaran ada huruf tersebut meningkat. Dan pengamatan yang terakhir menggunakan lensa 40x10 hasil yang didapatkan pada obyek huruf A yaitu bayangan terbalik , perbesaran meningkat dari sebelumnya dan sifat bayangan menjadi maya.
Sifat dari bayangan yang secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Pada praktikum kemarin kita menggunkan mikroskop cahaya dimana jika kita meletakkan huruf A dibawah mikroskop, maka yang akan kita lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar.
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat hasil pengamatan terjadi perbesaran pada objek hal ini dipengaruhi oleh perbesaran suatu mikroskop, yang mana merupakan hasil dari dua system lensa yaitu lensa obyektif dan lensa okuler yang terletak dibagian atas didekat mata. Lensa obyektif bekerja mengatur focus sinar lampu pada obyek yang ditempatkan dibelakang titik focus f1 dan memperbar obyek sehingga menghasilkan bayangan nyata yang diproyeksikan pada bidang fokal dari lensa okuler. Bayangan nyata yang terletak didepan titik vocal dari f1 dari lensa okuler sehingga membentuk bayangan semu (maya) yang mana dapat dilihat oleh mata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa total pembesaran merupakan hasil dari perbesaran lensa okuler dan lensa obyektif. Sehingga pada mikroskop cahaya, mempunyai sifat bayangan sementara yaitu semu, terbalik, diperbesar (Usu repository, 2014).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari hasil kegiatan praktikum diatas ialah sebagai berikut:
Mikroskop itu terdiri atas dua macam yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron Mikroskop itu terdiri dari beberapa bagian yaitu : Lensa okuler merupakan bagian yang dengan mata pengamat saat mengamati objek, Lensa okuler yang terletak pada ujung tabung mikroskop, Cincin pengatur lensa merupakan bagian yang berfungsi untuk memutar. Tabung mikroskop yang merupakan penghubung lensa okuler dan lensa objektif, Revolver sebagai pemutar lensa yang berguna untuk menempatkan lensa objektif, Lensa objektif yang berfungsi untuk menentukan bayangan objektif dan juga memperbesar benda. Penjepit untuk menjepit objek yang akan diamati di preparat agar tidak bergeser. Meja preparat yang berfungsi untuk meletakkan bahab dengan menggunakan deckglass dan objek glas . Cermin berfungsi sebagai pengatur cahaya. Makrometer (sekrup pemutar kasar) komponen untuk menggerakkan tabung mikroskop keatas dan kebawah dengan pergeseran besar. Mikrometer (sekrup pemutar halus) merupakan komponen untuk menggerakan tabung mikroskop keatas dan kebawah dengan pergeseran kecil. Lengan pemutar mikroskop penghubung bagian bagian mikroskop dan tempat memegang mikroskop. Terakhir Sendi pemutar kondesor sebagai pengatur kondesor naik atau turun.dari praktikum ini juga dapat disimpulkan bahwa sifat sifat bayang dari mikroskop ada tiga, yaitu : Maya, nyata, dan terbalik.
5.2 Saran
Pengenalan mikroskop dirasakan sangat diperlukan bagi para mahasiswa baru jurusan biologi karena akan membantu untuk kegiatan yang akan datang sehingga pengajaran serta pengenalannya harus dilakukan dengan baik disertai dengan penyampaian fungsi dari setiap bagian mikroskop dilakukan dengan lebih detail lagi. Dengan adanya penyampaian seperti itu maka kesalahan yang akan terjadi dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Faradiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Mastuti retno. 2014. Mikroskop. website: Staff.uny.ac.id/MIKROSKOP.pdf (diakses pada Minggu 15 November 2015 pukul 16:00 WIB)
Mulyana Iyan. 2012. Penggunaan Mikroskop. Website : http://academia.edu/laporan_pratikum/pdf diakses pada Minggu 15 November 2015 pukul 17:00 WIB
Stanley. 2012. Mikroskop. Website : http:// Staff.uny.ac.id/MIKROSKOP.pdf (diakses pada Minggu 15 November 2015 pukul 18:45WIB)
Suharni,Theresia tri (dkk). 2008. Microbiology Umum. Jogyakarta: UniversitasAdmaJaya
Tarsito. 1996. Biology Sel. Jakarta: Erlangga
Usu repository. 2014. Pengenalan Mikroskop.Repository.usu.ac.id/bitstream.pdf (diakses pada tanggal 16 November 2015 pukul 20:45 WIB)
Komentar
Posting Komentar