LAPORAN PRATIKUM III
PENGENALAN ALAT DAN PENGELOLAAN
PRATIKUM SEDERHANA
Oleh :
Rizki Juliyantri (1532220129)
Dosen Pembimbing
Syarifah M.Kes
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu biologi kita dituntut harus menghetahui aspek yang berhubungan dengan segala bentuk makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini. Menghetahui macam bentuk serta ragam nya. Dari makhluk hidup yang mampu dilihat oleh kasat mata sampai yang tak mampu dilihat dengan kasat mata.
Oleh sebab itu dalam pembelajaran biologi dan dalam pelaksanaan penelitian ilmiah, maka dibutuhkan tool/instrumen yang dapat memudahkan kerja bagi peneliti guna mencapai tujuan penelitian nya.Ada beberpa alat dan bahan yang digunakan secara sederhaa dalam pelaksanaan penelitian seperti untuk mengukur suhu,cahaya,tanah,pH tanah dan lainnya (Falahudin, 2015).
Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan dilaboratorium. Sehingga dapat memudahkan dan melancarkan berlangsungnya pratikum, penghetahuan mengenai pengguna alat sangat diperlukan. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer. Dengan mengenal alat dan bahan juga dapat melakukan tahap demi tahapan untuk dapat melancarkan pratikum. Pada kegiatan didalam laboratorium, seringkali terjadi kesalahan laboratorium seperti kesalahan dalam pewarnaan sediaan dan kesalahan skrining serta kesalahan interpresentasi juga dapat mengakibatkan hasil positif palsu yang tinggi. Pratikum pengenalan alat ini betujuan untuk mengenalkan alat yang digunakan dalam laboratorium biologi beserta fungsinya (Jumadi ,2009).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Pengenalan Alat dan Pengelolaan Pratikum Sederhana ini bertujuan sebagai berikut :
Mahasiswa dilatih untuk dapat enghetahui fungsi alat dan mampu menggunakannya secara langsung.
Mahasiswa dilatih untuk dapat menghetahui Perbedaan pokok antara alat dan bahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Alat
Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan dilaboratorium. Sehingga dapat memudahkan dan melancarkan berlangsungnya pratikum, penghetahuan mengenai pengguna alat sangat diperlukan. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer (Jumadi ,2009).
Dengan mengenal alat dan bahan juga dapat melakukan tahap demi tahapan untuk dapat melancarkan pratikum. Pada kegiatan didalam laboratorium, seringkali terjadi kesalahan laboratorium seperti kesalahan dalam pewarnaan sediaan dan kesalahan skrining serta kesalahan interpresentasi juga dapat mengakibatkan hasil positif palsu yang tinggi. Pratikum pengenalan alat ini betujuan untuk mengenalkan alat yang digunakan dalam laboratorium biologi beserta fungsinya. Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam laboratorium, terdapat berbagai alat yang menunjang pratikum untuk suatu riset. Dikarenakan luasnya cakupan laboratorium itu sendiri (Jumadi ,2009).
Macam Alat
Menurut Zainal (1987) dalam pelaksanaan penelitian ilmiah, maka dibutuhkan tool/instrumen yang dapat memudahkan kerja bagi peneliti guna mencapai tujuan penelitian nya.Ada beberapa alat dan bahan yang digunakan secara sederhaa dalam pelaksanaan penelitian seperti untuk mengukur suhu,cahaya,tanah,pH tanah dan lainnya. Alat-alat biologi tersebut antara lain
Kamera Trap
Kamera jebakan atau perangkap kamera atau kamera trap adalah kamera jarak jauh diaktifkan yang dilengkapi dengan sensor gerak atau sensor inframerah, atau menggunakan sinar sebagai pemicu. Camera trapping adalah metode untuk menangkap hewan liar di film ketika para peneliti tidak hadir, dan telah digunakan dalam penelitian ekologi selama beberapa dekade. Selain aplikasi dalam berburu dan melihat satwa liar, aplikasi penelitian termasuk studi sarang ekologi, deteksi spesies langka, estimasi ukuran populasi dan kekayaan spesies, serta penelitian tentang penggunaan habitat dan pendudukan struktur bangunan manusia (Abidin, 1987).
Perangkap kamera, juga dikenal sebagai kamera trail, yang digunakan untuk menangkap gambar binatang di alam liar dengan campur tangan manusia sesedikit mungkin. Dalam beberapa dekade terakhir, dengan kemajuan dalam kualitas peralatan kamera, metode observasi lapangan telah menjadi lebih populer di kalangan peneliti. Hunting telah memainkan peran penting dalam pengembangan perangkap kamera, karena pemburu ingin menggunakannya untuk pemandu. Pemburu ini telah membuka pasar komersial untuk perangkat dan telah menyebabkan banyak perbaikan dari waktu ke waktu (Abidin, 1987).
2. GPS (Global Positioning System)
Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima di seluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi (Sinaga, 2013).
Nama lengkap GPS adalah NAVSTAR GPS (Navigational satellite Timing and Ranging Global Positioning System), namun lebih sering dikenal sebagai GPS. GPS mulai diaktifkan untuk umum pada 17 Juli 1995 (Sinaga, 2013).
Sedangkan, Assisted-Global Positioning System (A-GPS) merupakan penyempurnaan dari GPS sebagai satelit penentu posisi di belahan bumi.Satelit GPS yang dimiliki bumi mempunyai konstelasi 24 satelit dalam enam orbit yang mendekati lingkaran, setiap orbit ditempati oleh 4 buah satelit dengan interval antara yang tidak sama. Orbit satelit GPS berinklinasi 550° terhadap bidang equator dengan ketinggian rata-rata dari permukaan bumi sekitar 20.200 km (Sinaga, 2013).
SEJARAH GPS
Amerika Serikat merupakan negara pencetus dan pemrakarsa GPS. Pada dasarnya, bentuk sistem teknologi GPS sama dengan sistem navigasi radio pangkalan pusat, seperti LORAN dan Decca Navigator yang dikembangkan pada tahun 1940-an dan digunakan selama Perang Dunia II. Inspirasi pembuatan sistem GPS sebenarnya datang dari Uni Soviet yang pada saat itu, tahun 1957, meluncurkan satelit pertama mereka, Sputnik (Sinaga, 2013).
Sebuah tim ilmuwan AS yang dipimpin oleh Dr. Richard B. Kershner saat itu memonitor transmisi radio Sputnik. Mereka menemukan bahwa Efek Doppler berpengaruh pada transmisi radio, di mana sinyal frekuensi yang ditransmisi Sputnik sangat tinggi saat baru diluncurkan dan semakin rendah seiring dengan satelit menjauhi bumi. Mereka menyadari bahwa dengan mengetahui letak bujur lokasi mereka dengan tepat di peta dunia, mereka mampu melacak posisi satelit tersebut mengorbit berdasarkan tolak ukur penyimpangan Efek Doppler (Sinaga, 2013).
Transit, satelit sistem navigasi pertama yang digunakan oleh Angkatan Laut AS sukses diujicobakan pertama kali pada tahun 1960. Sistem yang menggunakan kumpulan dari lima satelit ini mampu menentukan posisi sekali tiap jamnya. Pada tahun 1967, AL AS mengembangkan satelit Timation yang membuktikan kemampuannya dengan menetapkan waktu yang akurat di angkasa, merupakan teknologi acuan sistem GPS. Tahun 1970-an, Sistem Navigasi Omega pangkalan pusat, berdasarkan pembandingan fase sinyal, menjadi sistem navigasi radio pertama yang meliputi seluruh dunia (Sinaga, 2013).
Satelit percobaan pertama Block-I GPS diluncurkan pada Februari 1978. Satelit-satelit GPS pertama kali dibuat oleh Rockwell International (sekarang merupakan bagian dari Boeing) dan sekarang dibuat oleh Lockheed Martin (IIR/IIR-M) dan Boeing (IIF) (Sinaga, 2013).
KEGUNAAN GPS
Menurut Mahmud (2014) GPS banyak memiliki kegunaan bagi manusia antara lain :
Militer
GPS digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa mengetahui mana teman, mana lawan untuk menghindari salah target ataupun menentukan pergerakan pasukan.
Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas. Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu navigasi. Dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu pengendara sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sistem Informasi Geografis
Untuk keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai referensi pengukuran.
Pelacak kendaraan
Kegunaan lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan. Dengan bantuan GPS, pemilik kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada di mana saja kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.
Pemantau Gempa
Bahkan saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau pergerakan tanah, yang ordenya hanya milimeter dalam setahun. Pemantauan pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik pergerakan vulkanik ataupun tektonik.
Navigasi Pesawat Terbang
Kebanyakan sistem penerbangan menggunakan alat GPS biasa dalam penerbangan, kecuali ketika mendarat dan lepas landas, sama seperti alat elektronik lain. Larangan penggunaan GPS disebabkan adanya isu keselamatan, yaitu tidak ingin penumpang memetakan posisinya. Sebaliknya, sebagian penerbangan juga memasukkan GPS ke dalam sistem hiburan penerbangan. Dengan pengamatan GPS, maka informasi posisi 3D, kecepatan dan percepatan pesawat terbang dapat ditentukan secara teliti. Di samping itu GPS juga dapat digunakan sebagai sistem navigasi pesawat terbang pada saat survey dengan metode real time DGPS (Differential Global Positioning System).
Penangkapan Ikan di Perairan Luas
Trimble memperkenalkan penerima GPS pertama di dunia untuk navigasi laut pada tahun 1985. Dan seperti yang mungkin kita duga, menavigasikan perairan dunia menjadi lebih tepat daripada sebelumnya. Saat ini alat penerima Trimble dapat ditemukan di perahu-pearhu di seluruh dunia, mulai dari perahu nelayan, kapal kargo pengantar barang, sampai kapal-kapal pesiar mewah. Sebuah perusahaan penangkapan ikan asal Selandia Baru menggunakan GPS supaya mereka dapat kembali ke wilayah terbaik untuk menangkap ikan tanpa perlu tersesat sebelumnya.
3. Teropong Binokular
Teropong merupakan instrument optic yang berfungsi membantu mata untuk melihat obyek-obyek jauh agar dapat terlihat jelas. Pada dasarnya teropong bintang memiliki dua buah lensa cembung yaitu lensa obyektif (menghadap ke obyek) dan lensa okuler (dekat dengan mata). Jarak titik focus lensa obyektif harus lebih besar dari pada titik focus lensa okuler sehingga bayangan akhir yang terbentuk cukup besar (Hallasimy, 2014).
Binoculars atau teropong binokular adalah teropong yang umumnya digunakan untuk berbagai kegiatan yang cakupannya luas, mulai dari berburu, observasi lapangan, militer, mengamati burung, berkemah, mendaki gunung, sampai kegiatan stargazing dan astronomi (Hallasimy, 2014).
4. Lux Meter
Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar (Mahmud, 2014).
Sensor yang digunakan pada alat ini adalah photo diode. Sensor ini termasuk kedalam jenis sensor cahaya atau optic. Sensor cahaya atau optic adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengenai suatu daerah tertentu. Kemudian dari hasil dari pengukuran yang dilakukan akan ditampilkan pada layar panel (Mahmud, 2014).
Berbagai jenis cahaya yang masuk pada luxmeter baik itu cahaya alami atapun buatan akan mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna yang diukur akan menghasilkan suhu warna yang berbeda,dan panjang gelombang yang berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan yang ditampilkan hasil yang ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari efek panjang gelombang yang ditangkap oleh sensor photo diode (Mahmud, 2014).
Dalam aplikasi penggunaannya dilapangan alat ini lebih sering digunakan pada bidang arsitektur, industri, dan lain-lain. Prisip kerja alat ini pun banyak digunakan pada alat yang biasa digunakan pada fotografi, sebagai contoh pada alat available light, reflected lightmeter, dan incident lightmeter. Selain itu didalam penelitian-penelitian mengenai tingkat keanekaragaman dan lain- lain yang senantiasa diperlukan data mengenai tingkat pencahayaan alat ini pun dapat digunakan (Mahmud, 2014).
Menurut Petrucci (2008) pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada layar panel LCD (liquid Crystal digital) yang format pembacaannya pun memakai format digital. Format digital sendiri didalam penampilannya menyerupai angka 8 yang terputus-putus. LCD pun mempunyai karakteristik yaitu Menggunakan molekul asimetrik dalam cairan organic transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan listrik eksternal (Mahmud, 2014).
Cara Pembacaan
Pada tombol range ada yang dinamakan kisaran pengukuran. Terdapat 3 kisaran pengukauran yaitu 2000, 20.000, 50.000 (lux). Hal tersebut menunjukan kisaran angka (batasan pengukuran) yang digunakan pada pengukuran. Memilih 2000 lux, hanya dapat dilakukan pengukuran pada kisaran cahaya kurang dari 2000 lux. Memilih 20.000 lux, berarti pengukuran hanya dapat dilakukan pada kisaran 2000 sampai 19990 (lux). Memilih 50.000 lux, berarti pengukuran dapat dilakukan pada kisaran 20.000 sampai dengan 50.000 lux. Jika Ingin mengukur tingkat kekuatan cahaya alami lebih baik baik menggunakan pilihan 2000 lux agar hasil pengukuran yang terbaca lebih akurat. Spesifikasi ini, tergantung kecangihan alat (Mahmud, 2014).
Apabila dalam pengukuran menggunakan range 0-1999 maka dalam pembacaan pada layar panel di kalikan 1 lux. Bila menggunakan range 2000-19990 dalam membaca hasil pada layar panel dikalikan 10 lux. Bila menggunakan range 20.000 sampai 50.000 dalam membaca hasil dikalikan 100 lux (Mahmud, 2014).
5. Salino Meter
Salinometer merupakan alat ukur untuk mengukur salinitas (kadar garam yang terkandung didalam air). Sama hal nya dengan alat lain sebelumnya penggunaan alat pastikan terlebih dahulu alat sudah dikalirasikan dinolkan.
Berkerjanya berdasarkan daya hantar listrik, semakin besar salinitas semaakin besar pula daya hantar listriknya. Alat ini digunakan dilaboratorium (Chirstian, 2006).
6. Respiro Meter
Respirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur rata-rata pernapasan organism dengan mengkur rata-rata pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Hal ini memungkinkan penyelidikan bagaimana faktor-faktro seperti umur atau pengaruh cahaya mempengaruhi rata-rata pernapasan (Chirstian, 2006).
Respirometer sederhana merupakan alat yang dapat digunkanan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa macam organism hidup seperti serangga,bunga,akar,kecambah yang segar. Jika tidak ada perubahan suhu yang berarti, kecepatan pernapasan dapat dinyatakan dalam ml/detik/g, yaitu banyaknya oksigen yang digunakan oleh makhluk percobaan tiap 1gram berat tiap detik (Chirstian, 2006).
Alat ini bekerja atas suatu pinsip bahwa dalam pernapasan ada osigen yang digunakan oleh organisme dan ada karbon oksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organism yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh organism dalam ruang tertutup diikat, makan penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat atau diamati pada pipa kapiler berskala (Chirstian, 2006).
7. PH Meter
Menurut Abidin (1987) sejarah pengukuran pH suatu larutan dengan menggunakan pH meter sistem elektrik dimulai pada tahun 1906 ketika Max Cremer dalam sebuah penelitiannya menemukan adanya interaksi dari aktivitas ion hidrogen yang dihubungkan dengan suatu sel akan menghasilkan tegangan listrik. Dia menggunakan gelembung kaca yang tipis yang diisi dengan suatu larutan dan dimasukan kedalam larutan yang lain dan ternyata menghasilkan tegangan listrik. Gagasan ini kemudian dikembangkan oleh Firtz Haber dan Zygmunt Klemsiewcz yang menemukan bahwa tegangan yang dihasilkan oleh gelembung kaca tersebut merupakan suatu fungsi logaritmis (Mahmud, 2014).
pH meter untuk penggunaan komersial pertama kali diproduksi oleh Radiometer pada tahun 1936 di Denmark dan Arnold Orville Beckman dari Amerika Serikat. Penemuan tersebut dilakukan ketika Beckman menjadi asisten professor kimia di California Institute of Technology, dia mengatakan untuk mendapatkan metoda yang cepat dan akurat untuk pengukuran asam dari jus lemon yang diproduksi oleh California Fruit Growers Exchange (Sunkist). Hasil penemuannya tersebut membawa dia untuk mendirikan Beckman Instruments Company (sekarang Beckman Coulter) (Mahmud, 2014).
pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah pH berasal dari “p” lambang matematika dari negatif logaritma, dan “H” lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah negatif logaritma dari aktivitas ion Hidrogen. Yang dapat dinyatakan dengan persamaan:
pH = – log [H+]
pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion Hidrogen. Jika konsentrasi [H+] lebih besar daripada [OH-], maka material tersebut bersifat asam, yaitu nilai pH kurang dari 7. Jika konsentrasi [OH-] lebih besar daripada [H+], maka material tersebut bersifat basa, yaitu dengan nilai pH lebih dari 7 (Mahmud, 2014).
Pengukuran pH secara kasar dapat menggunakan kertas indicator pH dengan mengamati perubahan warna pada level pH yang bervariasi. Indicator ini mempunyai keterbatasan pada tingkat akurasi pengukuran dan dapat terjadi kesalahan pembacaan warna yang disebabkan larutan sampel yang berwarna ataupun keruh (Mahmud, 2014).
Pengukuran pH yang lebih akurat biasa dilakukan dengan menggunakan pH meter. Sistem pengukuran pH mempunyai tiga bagian yaitu elektroda pengukuran pH, elektroda referensi, dan alat pengukur impedansi tinggi (Mahmud, 2014).
8. Opti Lab
Opti Lab adalah alat untuk mendokumentasikan penelitian-penelitian mikroskopis melalui fungsi rekam gambar,rekam video,fungsi perhitungan dan pengkuran objek. Opti lab sendiri berfungsi untuk memindahkan objek yang berada di mikroskop kemudian dapat dilihat pada komputer, dengan menyambungkan kabel usb pada opti lab ke computer (Petrucci, 2008).
9. Hemocito Meter
Hemocito meter atau Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah. Hemasitometer pada mulanya diperuntukan untuk menghitung sel darah, yang ditemukan oleh Louis Charles malassez. Bentuknya terdiri dari 2 counting chamber dan tiap chambernya memiliki garis-garis mikropis pada permukaan kaca. Luas total dari chamber adalah 9mm2 . chamber tersebut nantinya akan ditutup dengan coverslip dengan ketinggian 0.1mm diatas chamber floor (Ruslan, 2007).
Dengan menggunakan hemasitometer perhitungan sel dapat menghitung jumlah sel yang hidup maupun yang mati, tergantung dari pewarna yang digunakan. Kelebihan lainnya adalah morfologi sel dapat diamati, dapat dievaluasi homogenitas dan data mendetekdi kontaminasi (Ruslan, 2007).
10. Haemo Meter
Haemo meter atau hemoglobimo meter adalah instrument laboratorium untuk menentukann kadar hemoglobin dalam darah berdasarkan satuan warna (colorimeric) haemometer banyak digunakan dalam pratikum penyakit dan parasit ikan. Penggunaan haemo meter ini adalah alat untuk mengkur kadar hemoglobin dalam darah. Dalam penggunaan haemometer sebaiknya mencari literature kondisi Hb yang baik. Ketepatan dan ketelitian saat bekerja sangat menetukan keakuratan dalam penggunaan alat haemo meter (Ruslan, 2007).
11. Soil Meter
Tanah kering akan menunjukan nilai skala diantara 1-7 dan tanah yang lembap akan memiliki skala antara 10-20.
Pengukuran suhu tanah lebih teliti dibandingkan udara perubahaan nya lambat sesuai dengan sifat kerapatan tanah yang lebih besar dari pada udara. Suhu tanah yang diukur umumnya pada kedalaman 3,5cm 6.6cm 10cm (Abidin, 1987).
12. Kaca Pembesar (Lup)
Lup atau kaca pembesar adalah sebuah lensa cembung yang mempunyai titik focus yang dekat dengan lensa nya. Benda yang akan diperbesar terletak didalam titik focus, lup atau jarak benda ke lensa lup tersebut lebih kecil dibandingkan jarak titik focus lup ke lensa lup tersebut. Bayangan yang dihasilkan bersifat tegak, nyata dan diperbesar. Lup ditemukan seorang yang berasal dari Arab bernama Abu Ali Hasan Ibn Haitham (Ruslan, 2007).
Suatu benda tampak besar atau kecil bergantung pada besar atau kecilnya bayangan yang berbentuk pada retina. Sedang besar bayangan yang terbentuk pada retina bergantung pada besar sudut yang dibentuk oleh sinar dtang dengan sumbu lensa. Jika mengamati suatu benda yang kecil dan didekatkan benda tersebut pada mata , agar sudut terbentuk menjadi besar dan bayangan yang terbentuk diretina menjadi lebih besar juga. Akan tetapi mata tidak dapat membentuk bayangan tegas pada retina untuk benda-benda yang terletak lebih dekat dari titik dekat mata. Sehingga sudut yang terbentuk untuk suatu benda mempunyai harga maksimum jika benda terletak pada titik dekat, jikabenda dipasang lebih dekat lagi , benda akan kabur (Ruslan, 2007).
13. Termometer Analog
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer analog bisa juga disebut sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya masih manual. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama thermometer karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Namun ada juga beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca. Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun, bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam (Ruslan, 2007).
Saat suhu naik, air raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap di dalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun selama waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus diayunkan dengan keras (Ruslan, 2007).
Termometer ini mirip desain termometer medis.Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat digunakan pada suhu diatasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak mengembang saat membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika membeku. Jika termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke dalam kolom dan terjebak disana ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer tidak dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya, termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat saat temperatur di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di mana suhu maksimum tidak diharapkan naik di atas - 38.83 ° C (-37.89 °F) termometer yang memakai campuran air raksa dan thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku of -61.1 °C (-78 °F) (Ruslan, 2007).
Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan Fahrenhait. Celsius memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es mencair dan suhu penguapan air. Es mencair pada tanda kalibrasi yang sama pada thermometer yaitu pada uap air yang mendidih. Saat dikeluarkan termometer dari uap air, ketinggian air raksa turun perlahan. Ini berhubungan dengan kecepatan pendinginan (dan pemuaian kaca tabung). Jadi pegukuran suhu celsius menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu pembekuan.Titik didih Celcius yaitu 0 °C (212 °F) dan titik beku pada 100 °C (32 °F). Tetapi penelitilain -Frenchman Jean Pierre Cristin– mengusulkan versi kebalikan skala celsius dengan titik beku pada 0 °C (32 °F) dan titik didih pada 100 °C (212 °F). Dia menamakannya Centrigade (Mahmud, 2014)
BAB III
METODELOGI PRATIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 27 November 2015 pukul 13:30-15:30 WIB. Bertempat di Laboratorium Biologi fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
3.2 Alat
Adapun alat yang digunakan pada Praktikum Pengenalan Alat dan Pengolaan Praktikum Sederhana sebagai berikut :
Kamera Trap 2. GPS
Teropong Binokuler 4. Lux Meter
Salino Meter 6. Respirometer
PH Meter 8. Opti Lab
Hemocito Meter 10. Haemo Meter
Soil Meter 12. Kaca Pembesar (Lup)
14. Termometer Anolog
3.3..Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum Pengenalan Alat dan Pengolaan Praktikum Sederhana sebagai berikut :
Mengamati alat-alat yang sudah ada didepan, kemudian gambar atau foto menjadi suatu objek
Menulis fungsi dan nama alat tersebut
Membuat karakteristik untuk bidang apa saja penelitian biologi yang menggunakan alat sederharna.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Tabel 1. Hasil Pengenalan Alat dan Pengelolaan Pratikum Sederhana
Pembahasan
Pada pembahasan pratikum ke-3 mengenai Pengenalan Alat dan Pengelolaan Pratikum Sederhana. Maka dibutuhkan tool/instrumen yang dapat memudahkan kerja para peneliti dalam mencapai tujuan penelitian. Ada beberapa alat yang digunakan secara sederhana dalam pelaksaan penelitian seperti .
Kamera Trap yang berfungsi untuk mengamati aktivitas hewan, cara kerja kamera ini sama seperti cara kerja kamera CCTV.
Menurut Zainal (1987) Kamera jebakan atau perangkap kamera atau kamera trap adalah kamera jarak jauh diaktifkan yang dilengkapi dengan sensor gerak atau sensor inframerah, atau menggunakan sinar sebagai pemicu. Camera trapping adalah metode untuk menangkap hewan liar di film ketika para peneliti tidak hadir, dan telah digunakan dalam penelitian ekologi selama beberapa dekade.
GPS adalah system navigasi yang didesain untuk menampilkan posisi secara instan. Penggunaan alat ini memudahkan pengguna untuk menghetahui atau melacak posisi sebuah kendaraan dalam kondisi real-time.
Menurut Sinaga (2013) Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi.
Teropong Binokuler berfungsi untuk mengamati ativitas jarak jauh, dapat di tempuh hingga jarak ± 1km.
Menurut Hallasimy (2014) Binoculars atau teropong binokular adalah teropong yang umumnya digunakan untuk berbagai kegiatan yang cakupannya luas, mulai dari berburu, observasi lapangan, militer, mengamati burung, berkemah, mendaki gunung, sampai kegiatan stargazing dan astronomi.
Lux Meter berfungsi untuk mengukur intensitas cahaya , dapat mengukur cahaya lampu serta cahaya pada Matahari.
Menurut Mahmud (2014) Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar.
Salino Meter berfungsi untuk mengukur kadar garam pada suatu larutan. Kadar garam atau tingkat keasinan disebut salinitas. Salinitas terkadung pada air maupun tanah.
Menurut Chirstian (2006) Salinometer merupakan alat ukur untuk mengukur salinitas (kadar garam yang terkandung didalam air). Sama hal nya dengan alat lain sebelumnya penggunaan alat pastikan terlebih dahulu alat sudah dikalirasikan dinolkan.
Berkerjanya berdasarkan daya hantar listrik, semakin besar salinitas semaakin besar pula daya hantar listriknya. Alat ini digunakan dilaboratorium.
Respiro Meter berfungsi untuk mengukur aktivitas repirasi atau mengukur rata-rata pernapasan organisme dengan mengukur rata0rata pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Menurut Chirstian (2006) Respirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur rata-rata pernapasan organism dengan mengkur rata-rata pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Hal ini memungkinkan penyelidikan bagaimana faktor-faktro seperti umur atau pengaruh cahaya mempengaruhi rata-rata pernapasan.
PH Meter berfungsi untuk mengukur kadar asam basa pada suatu larutan. Prinsip kerja dari pH meter yaitu semakin banyak electron pada sampel maka akan semakin bernilai asam begitupun sebaliknya.
Menurut Abidin (1987) sejarah pengukuran pH suatu larutan dengan menggunakan pH meter sistem elektrik dimulai pada tahun 1906 ketika Max Cremer dalam sebuah penelitiannya menemukan adanya interaksi dari aktivitas ion hidrogen yang dihubungkan dengan suatu sel akan menghasilkan tegangan listrik. Dia menggunakan gelembung kaca yang tipis yang diisi dengan suatu larutan dan dimasukan kedalam larutan yang lain dan ternyata menghasilkan tegangan listrik. Gagasan ini kemudian dikembangkan oleh Firtz Haber dan Zygmunt Klemsiewcz yang menemukan bahwa tegangan yang dihasilkan oleh gelembung kaca tersebut merupakan suatu fungsi logaritmis.
Opti Lab berfungsi mengganti lensa okuler pada mikroskop dan mampu mengamati benda dibawah mikroskop kemudian dapat memindahkan objek ke komputer.
Menurut Petrucci (2008), opti Lab adalah alat untuk mendokumentasikan penelitian-penelitian mikroskopis melalui fungsi rekam gambar,rekam video,fungsi perhitungan dan pengkuran objek. Opti lab sendiri berfungsi untuk memindahkan objek yang berada di mikroskop kemudian dapat dilihat pada komputer, dengan menyambungkan kabel usb pada opti lab ke komputer.
Hemocito Meter berfungsi untuk menghitung erotrosit dalam darah, perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah..
Menurut Ruslan (2007), hemocito meter atau Hemasitometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan sel secara cepat dan dapat digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah.
Haemo Meter berfungsi untuk menghitung kadar hemoglobin dalam darah dan dihitung berdasarkan satuan warna. Hemoglobin diubah menajdi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan dengan standar warna dalam alat sahli.
Menurut Ruslan (2007) Haemo meter atau hemoglobimo meter adalah instrument laboratorium untuk menentukann kadar hemoglobin dalam darah berdasarkan satuan warna (colorimeric) haemometer banyak digunakan dalam pratikum penyakit dan parasit ikan. Penggunaan haemo meter ini adalah alat untuk mengkur kadar hemoglobin dalam darah. Dalam penggunaan haemometer sebaiknya mencari literature kondisi Hb yang baik. Ketepatan dan ketelitian saat bekerja sangat menetukan keakuratan dalam penggunaan alat haemo meter .
Menurut Abidin (1987), soil Meter berfungsi untuk mengukur PH dan Kelembapan tanah. Soil penggunaan alat ini sangat mudah, hanya ditancapkan didalam tanah untuk menghetahui nilai kelembapan nya.
Pengukuran suhu tanah lebih teliti dibandingkan udara perubahaan nya lambat sesuai dengan sifat kerapatan tanah yang lebih besar dari pada udara. Suhu tanah yang diukur umumnya pada kedalaman 3,5cm 6.6cm 10cm.
Kaca pembesar (Lup) sebuah alat optic berfungsi untuk mengukur dan melihat benda-benda kecil yang sulit dilihat secara langsung menggunakan mata.
Menurut Ruslan (2007) lup atau kaca pembesar adalah sebuah lensa cembung yang mempunyai titik focus yang dekat dengan lensa nya. Benda yang akan diperbesar terletak didalam titik focus, lup atau jarak benda ke lensa lup tersebut lebih kecil dibandingkan jarak titik focus lup ke lensa lup tersebut. Bayangan yang dihasilkan bersifat tegak, nyata dan diperbesar. Lup ditemukan seorang yang berasal dari Arab bernama Abu Ali Hasan Ibn Haitham.
Termometer Analog berfungsi untuk mengukur suhu pada suatu larutan. Pada saat thermometer analog digunakan pada suhu tinggi maka air raksa akan memuai sehingga air raksa pada tabung meningkat. Ketika suhu turun , air raksa akan tetap berada pada posisi ketika suhu panas, di sebabkan adanya konsentrasi yang menghambat air raksa untuk kembali keadaaan semula.
Menurut Mahmud (2014) Termometer analog bisa juga disebut sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya masih manual. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama thermometer karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan pratikum yang telah dilakukan mengenai Pengenalan Alat dan Pengelolaan Pratikum sederhana. Bahwa setiap alat-alat laboratorium biologi mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan dapat digunakan sesuai fungsinya masing-masing dan cara menggunakan alat-alat laboratorium sangat mudah, jika kita menggunakannya dengan membaca petunjuk penggunaannya secara benar.
5.2 Saran
Dalam melakukan pratikum ini diharapkan mahasiswa menghetahui cara penggunaan alat-alat dengan benar agar tidak terjadi kesalahan. Dalam melakukan pratikum diharapkan dapat memanfaatkan waktu yang ada sebaik-baiknya agar kegiatan pratikum dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang kita inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin. Z. 1987. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Bandung : Angkasa
Chirstian, dkk. 2006. FISIKA: Listrik Magnet dan Optik. Jakarta: Erlangga
Petrucci ,dkk. 2008. Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta: Erlangga
Ruslan, dkk. 2007. Fisika Kesehatan. Yogjakarta : Nuha Medika
Hallasimy. Seha. 2014. Ahli Teknologi Pembuatan Teropong Bintang Sederhana
www.academia.EduTeam.com.JurnalFisika Diakses Pada Tanggal 25
November 2015 Pukul 22:27
Mahmud Mahdalena.2014.Pengenalan Alat-Alat Pratikum Mikrobiologi.
www.academia.EduTeam.com Diakses pada tanggal 24 November 2015
pukul 23:40 WIB
Sinaga rolas. 2013. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium.
www.academia.EduTeam.com Diakses pada tanggal 24 November 2015
pukul 23:49 WIB
Komentar
Posting Komentar