Langsung ke konten utama

STATISTIKA PENDIDIKAN - MAKALAH UJI T, UJI KORELASI DAN UJI ANAVA

!!!UNTUK MAKALAH BERBENTUK MS.WORD DAPAT DIDOWNLOAD DI LINK BAWAH YA !!! 

👉👉DOWNLOAD MAKALAH👈👈




 STATISTIKA PENDIDIKAN

RESUME UJI T, UJI KORELASI DAN UJI ANAVA


LOGO UIN RADEN FATAH.jpg

Oleh:

                Nama         : Rizki Juliyantri

                Nim : 1532220129


Dosen Pembimbing:

Eri Agusta, M.pd







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2017






UJI T-TEST


A. Pengertian Uji-T

Uji-T atau T-Test adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol/nihil (Ho) yang menyatakan bahwa di antara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama tidak terdapat perbedaan yang signifikan.


B. Macam- Macam Uji-T

1. One Sample T-Test 

Analisis perbandingan satu sampel dikenal dengan Uji-T atau T-Test (one sample t-test) dan uji-Z. Tujuan Uji-T atau Uji-Z adalah untuk mengetahui perbedaan mean variabel yang dihipotesiskan . 

Rumus Uji-T  :

  1.    Apabila standar deviasi diketahui dan n > 30 menggunakan rumus Zhitung sebagai berikut :




x −μ


Z


=

o


hitung

σ












N



Di mana:

Zhitung  harga yang dihitung dan menunjukkan nilai standar 

deviasi pada distribusi normal (tabel Z).

x :  rata-rata nilai yang diperoleh dari hasil pengumpulan data.

µo :   rata-rata nilai yang dihipotesiskan

:  rata-rata nilai yang dihipotesiskan

N    : jumlah populasi penelitian 


  1. Apabila standar deviasi sampel tidakhitung dik sebagai berikut : 



x −μ


t


=

o


hitung

SD












n


Thitung  : harga yang dihitung dan menunjukkan nilai standar deviasi pada 

distribusi t (tabel t). 

x : harga yang dihitung dan menunjukkan nilai standar deviasi pada 

distribusi t (tabel t). 

µo : rata-rata nilai yang dihipotesiskan 


SD : standar deviasi sampel yang telah diketahui 

N : jumlah sampel penelitian 

  1. Independent Sample T-Test 

Uji ini untuk  mengetahui perbedaan ratarata dua populasi/kelompk data yang independen.

Uji T independen ini memiliki asumsi/syarat yang mesti dipenuhi, yaitu :


  1. Datanya berdistribusi normal. 


  1. Kedua kelompok data independen (bebas) 


  1. variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik (dengan hanya 2 kelompok) 


  1. Paired Sample T-Test

Uji –t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua.


C. Contoh Kasus

Menggunakan analisis perbandingan satu sampel dikenal dengan Uji-T atau T-Test (one sample t-test)

Hasil rapat koordinasi pimpinan perguruan tinggi swasta di lingkungan kopertis wilayah X menduga bahwa kualitas mengajar dosen tahun 2013 tidak sama dengan 70% dari rata-rata nilai ideal. Dengan pernyataan tersebut, ditindaklanjuti atau dibuktikan oleh Balitbang Dikti dengan suatu penelitian di berbagai kota di wilayah kopertis X. Kemudian disebar kepada 20 dosen untuk mengisi angket yang isinya mengenai kualitas mengajar pada tahun 2013. Jumlah pertanyaan angket penelitian 15 item dengan instrumen diberi skala nilai : 4 = sangat baik, 3 = baik, 2 = cukup baik dan 1 = kurang baik. Adapun taraf signifkansi α= 0,05. 


Data diperoleh sebagai berikut :

59

60

58

59

60

59

58

50

59

60

60

60

50

59

60

60

60

58

60

58


Langkah-langkah One Sample t-tes dengan SPSS:

1. Input data di atas ke dalam SPSS 

2. Pada kolom Name ketik Kulaitas. 

3. Pada kolom Decimals angka ganti menjadi 0. 

4. Pada kolom Label isikan Kualitas Mengajar pada kualitas. 

5. Pada kolom Align isikan Center

6. Pada kolom Measure isikan Ordinal

Untuk kolom-kolom lainnya biarkan saja (isian default). 





Klik tab sheet [Variable View] pada SPSS data editor dan ketik/copy data sebagai berikut: 










Selanjutanya klik [Analyze] > [Compare Means] > [One-Sample T Test].









Akan muncul kotak dialog One-Sample T Test, masukan variabel kualitas mengajar pada kotak Test Variables di sebelah kanan. 






Klik tab Options maka akan muncul kotak dialog One-Sample T Test: Options. Pastikan tingkat kepercayaan adalah 95%, kemudian klik Continue. Klik [OK].








Muncul output SPSS viewer menampilkan hasil sebagai berikut:


One-Sample Statistics


N


Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Kualitas Mengajar


20

58,35

2,961

,662


Tabel One-Sample Statistics memaparkan nilai statistik variabel Kualitas Mengajar sebagai berikut: jumlah sampel (n) = 20, rata-rata kualitas mengajar 58,35, standar deviasi 2,961 dan Ltd eror Man = 0,662.


One-Sample Test





Test Value = 0



t

df

Sig. (2-

Mean

95% Confidence Interval of the




tailed)

Difference

Difference







Lower


Upper

Kualitas Mengajar

88,137

19

,000

58,350

56,96


59,74

Sebelum menguji hipotesis, kita perlu memahami kriteria pengujian hipotesisnya. Selain dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai pada tabel t, di SPSS juga bisa menggunakan nilai Sig, jika Sig > 0,05 maka Ho diterima dan jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak.

Dari contoh di atas hipotesisnya adalah:

Ho : rata-rata kualitas mengajar 70%.

H1 : rata-rata kualitas mengajar tidak sama dengan 70%.


Pada output diketahui Sig (2-tailled) = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak, artinya kualitas mengajar dosen tidak sama dengan 70%. Bisa juga dengan membandingkan t hitung dengan nilai t tabel.

































UJI KORELASI


A. Pengertian korelasi

Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier (searah bukan timbal balik) antara dua variabel atau lebih. artinya sifat hubungan variabel satu dengan variabel lainnya tidak jelas mana variabel sebab dan mana variabel akibat. Sebaliknya, jika hubungan tersebut menunjukkan sifat sebab akibat maka korelasinya dikatakan kausal, artinya jika variabel yang satu merupakan sebab, maka variabel lainnya merupakan akibat.


B. Macam-macam Teknik Korelasi 

1. Product Moment Pearson : Kedua variabelnya berskala interval 

2. Rank Spearman         : Kedua variabelnya berskala ordinal

3. Point Serial           : Satu berskala nominal sebenarnya dan satu 

Berskala interval

4. Biserial : Satu berskala nominal buatan dan satu berskala 

interval

5. Koefisien kontingensi    : Kedua varibelnya berskala nominal


C. Contoh Kasus

Untuk data yang berskala interval dan atau rasio (bersifat kuantitatif/parametrik) tipe analisis korelasi yang digunakan adalah Pearson Correlation atau istilah lainnya adalah Product Moment Correlation. Sedangkan untuk yang berskala ordinal kita gunakan Spearman Correlation (Statistik Non-Parametrik).

Kedua variabel yang ada yaitu pengetahuan kewarganegaraan dan tingkat partisipasi politik umumnya belum memiliki standar yang baku dalam skala nilainya. Biasanya untuk mendapatkan nilai-nilai bagi variabel-variabel tersebut kita terlebih dahulu melakukan pengukuran kepada sejumlah responden mengenai tingkat pengetahuannya tentang kewarganegaraan dan tingkat partisipasi politiknya, biasanya kita akan menyebarkan angket yang berisi sejumlah daftar pertanyaan atau pernyataan yang akan mengukur sejauh mana level pengetahuan kewarganegaraannya dan tingkat partisipasi politiknya, baik level pengetahuan kewarganegaraan dan tingkat partisipasi politik keduanya merupakan konsep yang berkaitan dengan perilaku seorang manusia. Seperti telah diulas dalam modul sebelumnya, para peneliti ilmu sosial umumnya menggunakan Skala Likert guna mengukur persepsi atau perilaku sosial. Maka biasanya data yang akan kita dapatkan dari hasil survey/penyebaran angket yang mengukur tingkat pengetahuan kewarganegaraan seseorang dan tingkat partisipasi politiknya akan berskala ordinal. Misalkan untuk mengukur pengetahuan seseorang dibuatkan instrumen yang terdiri atas 6 butir pertanyaan guna mengukur pengetahuannya tentang kewarganegaraan yang diberikan kepada 5 orang responden (A,B,C,D dan E). Dari lima orang responden akan memiliki jawaban atas angket yang diberikan sebagai berikut.

No Resp

Jawaban atas pertanyaan nomor ke-

1

2

3

4

5

6

A

3

2

3

1

2

3

B

4

4

4

2

3

4

C

5

5

5

3

4

5

D

5

5

5

5

5

7

E

7

7

7

7

7

7

Maka nilai-nilai jawaban tersebut terlebih dahulu harus di transformasikan ke dalam data interval. Misalkan hasilnya (Succesive Interval-nya) diperoleh sebagai berikut:

No Resp

Jawaban atas pertanyaan nomor ke-

1

2

3

4

5

6

A

3

2

3

1

2

3

B

1

1

1

1

1

1

C

2.271106

2.271106

2.271106

1.946443

1.946443

1.946443

D

2.271106

2.271106

2.271106

2.595769

2.595769

3.068991

E

3.542213

3.542213

3.542213

3.542213

3.542213

3.068991

Lalu untuk mendapatkan skor tiap-tiap responden untuk menentukkan tingkat pengetahuan kewarganegaraan yang dimilikinya digunakan rumus tertentu (caranya dibahas pada topik berikutnya). Skor tingkat pengetahuan kewarganegaraan dari kelima responden tersebut akhirnya, misalnya diperoleh sebagai berikut.

Tabel Skor Reponden untuk 

Tingkat Pengetahuan Kewarganegaraan

No Responden

Skor

A (1)

5.

B (2)

7

C (3)

10

D (4)

10

E (5)

12







Selanjutnya hal yang sama dilakukan pula untuk mendapatkan skor mengenai tingkat partisipasi politiknya, sehingga misalnya akhirnya diperoleh data sebagai berikut.

Tabel Data Lengkap


No Responden

Skor Tingkat 

Pengetahuan Kewarganegaraan

Skor Tingkat 

Partisipasi Politik

1

5

1

2

7

3

3

10

5

4

10

7

5

12

9


Langkah-langkah Product Moment Pearson menggunakan SPSS sebagai berikut:

  1. Buat file dengan nama korelasi1.sav, berkenaan dengan data lengkap di atas. Misalkan variabel Skor Tingkat Pengetahuan Kewarganegaraan namai Citizenship dan Skor Tingkat Partisipasi Politik namai Participation, hasilnya seperti berikut.











  1. pilih menu Analyze. Kemudian pilih submenu Correlate, dan pilih bivariate. Maka akan tampak di layar tampilan seperti gambar berikut:











  1. Selanjutnya adalah mengisi  menu-menu yang ada sebagai berikut:

a. Variable yang akan dikorelasikan, pilih Citizenship dan Participation

b. Correlation Coeffitients atau alat hitung koefisien korelasi. Pilih Pearson.

c. Test of Significance yang akan digunakan, pilih Two-tailed untuk uji dua sisi.

d. Flag significant correlations pilih untuk diaktifkan, dengan cara mengkliknya.

e. Kemudian tekan tombol Options, hingga tampak di layar tampilan seperti ini.









d. Lalu pada pilihan statistics abaikan saja.

e. Pada menu missing values, pilih  Exclude case pairwise untuk aktif. 

Selanjutnya tekan Continue.

f. Tekan OK untuk mengakhiri pengisisian prosedur analisis. Selanjutnya 

SPSS melakukan pekerjaan analisis yang hasilnya dapat terlihat pad

bagian output berikut ini.

Analisis Output

  1.  Arti Angka Korelasi (Lihat Pearson Correlation)

Ada dua hal dalam penafsiran korelasi, yaitu tanda ‘+” atau ‘-“ yang berhubungan dengan arah korelasi, serta kuat tidaknya korelasi.

Korelasi antara Citizenship dengan Participation, didapat angka +0,969 (tanda “+” disertakan karena tidak ada tanda “-“ pada output, jadi otomatis positif). Hal ini berarti :

  1. Arah korelasi positif, artinya semakin tinggi tingkat pengetahuan kewarganegaraan seseorang maka partisipasi politiknya cenderung semakin besar. Demikian pula sebaliknya.

  2. Besaran korelasi (0,969) yang > 0,5, berarti tingkat pengetahuan kewarganegaraan seseorang berkorelasi KUAT dengan partisipasi politiknya.

2. Signifikansi Hasil Korelasi (lihat Sig. (2-tailed))

Bila kita hendak merumuskan hipotesis bahwa antara dua variabel, yaitu tingkat pengetahuan kewarganegaraan seseorang dengan partisipasi politiknya memiliki hubungan (korelasi), maka secara statistik dapat dinyatakan seperti berikut:

H0:Tidak ada hubungan (korelasi) antara dua variabel

Hi: Ada hubungan (korelasi) antara dua variabel

Maka bila kita ingin menguji hipotesis ini, kita misalnya dapat menguji dengan melakukan uji dua sisi. Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan dasar probabilitas sebagai berikut:

Jika probabilitas > 0,05 (atau 0,01) maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05 (atau 0,01) maka Ho ditolak

Catatan: 0,05 atau 0,01 adalah tergantung pilihan kita.

Keputusan pada contoh kasus yang kita miliki pada keterangan Sig. (2-tailed) diperoleh angka probailitasnya 0,007 maka kedua variabel tersebut memang SECARA NYATA berkorelasi. Hal ini bisa dilihat juga dari adanya tanda ** pada angka korelasi.

3. Jumlah Data yang Berkorelasi

Dapat dilihat dari dari nilai N, karena tidak ada data yang hilang, maka data yang diproses adalah 5.







UJI ANAVA


A. Pengertian Analisis Variansi (ANAVA)

Analisis variansi adalah suatu prosedur untuk uji perbedaan mean beberapa populasi. Konsep analisis variansi didasarkan pada konsep distribusi F dan biasanya dapat diaplikasikan untuk berbagai macam kasus maupun dalam analisis hubungan antara berbagai varabel yang diamati. Dalam perhitungan statistik, analisis variansi sangat dipengaruhi asumsi-asumsi yang digunakan seperti kenormalan dari distribusi, homogenitas variansi dan kebebasan dari kesalahan.


B. Macam- Macam Analisis Varian (ANAVA)

  1. Analisis Varian Satu Jalan (One Way ANAVA)

Analisis varian atau nalysis of variance (Anova) biasa digunakan untuk mengui perbandingan. Penelitian yang ingin menguji hipotesis komparasi (perbandingan) pada umumnya menggunakan alat uji analisis varian. Karena itu analisis varian digunakan untuk menguji hipotesis komparasi rata-rata k sampel. 

  1. Analisis Varian Dua Jalan (Two Way ANAVA)

Analisis varian dua jalan merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menentukan apakah perbedaan atau variasi nilai suatu avriabel terikat disebabkan oleh atau tergantung pada perbedaan (variasi) nilai pada dua variabel bebas. Pada analisis varian dua jalan terdapat empat komponen varian niali yang harus dipisah-pisahkan karena memiliki makna yang berbeda, yaitu :

  1. Komponen explained varian untuk seluruh variabel bebas (X1+X2)

  2. Komponen explained varian variabel bebas X1 saja

  3. Komponen explained varian variabel bebas X2 saja

  4. Komponen un explained varian. 

Besaran angka yang dihasilkan oelh SPSS digunakan untuk:

  1. Menentukan signifikan secara umum 

  2. Menentukan signifikan per pasangan 

  3. Menentukan besaran masing-masing komponen varian.


C. Contoh Kasus

Menggunakan  analisis varian satu jalan dilakukan untuk variabel terikat (y) secara bersambung untuk semua kelompok. Kelompok dikenali dari variabel bebas (x). Sebagai contoh, akan dianalisis data untuk menguji hipotesis: Terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Inggris antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan media audio-video, multi media, dan hipermedia. Pada siswa yang berkepribadian introvert, terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Inggris antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan media audio -video, multi media, dan hipermedia.Pada siswa yang berkepribadian ekstrovert, terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Inggris antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan media audio-video, multi media, dan hipermedia. Terdapat pengaruh interaksi antara jenis media pembelajaran dan kepribadian siswa terhadap hasil belajar Bahasa Inggris.

Data hasil penelitian adalah sebagi berikut.

Jenis Media


Kepribadian

Audio-Video

(Al)

Multimedia

(A2)

Hipermedia

(A3)

Ekstrovert

(B1)


5, 7, 4, 6, 3, 5, 7


6, 7, 8, 5, 6, 7, 8

7, 8, 9, 8, 8, 6, 7



Introvert


(B2)



8, 9, 8, 9, 8, 7, 6


7, 7, 8, 6, 6, 5, 7

6, 5, 6, 6, 7, 4, 7






Apabila dibuat dalam bentuk tabel kerja, maka tabel di atas akan tampa

seperti di bawah ini.

YA1B1

YA1B2

YA2B1

YA2B2

YA3B1

YA3B2

5

6

7

8

7

6

7

7

8

9

7

5

4

8

9

8

8

6

6

5

8

9

6

6

3

6

8

8

6

7

5

7

6

7

5

4

7

8

7

6

7

7


Langkah-langkah Analisis Varian Satu Jalan (One Way ANAVA)

dengan SPSS:

  1. Setelah dimasukkan ke form SPSS, data dalam form SPSS akan tampak sebagai berikut.























  1. Analisis Data

Menu ANAVA pada SPSS terletak di General Linear Model, dengan   langkah- langkah seperti berikut.

Analyze       General Linear model      Univariate














Apabila menu tersebut sudah dipilih, maka akan tampak kotak dialog. Pindahkan y ke dependent variabel dan x ke fixed faktor(s), seperti bagan berikut











Selanjutnya dipilih menu- menu yang lain untuk melengkapi analisis yang diperlukan. Misalnya, jika diperlukan uji lanjut, maka pilih menu Post Hoc… sehingga muncul menu dialog seperti di bawah ini.

Berikan tanda centang (v) pada kotak di depan nama uji lanjut yang dipilih. Misalnya, pada contoh di atas dipilih uji Tukey dan Uji Scheffe. Setelah itu, pilih menu Continue. Berikutnya, pilih menu-menu lain yang dipandang perlu untuk melengkapi analisis. Jika semua menu yang diperlukan sudah dipilih, maka selanjutnya pilih OK, sehingga muncul hasil analisis. Hasil analisis yang diperlukan adalah seperti tampak pada bagan berikut.

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Y


Source

Type III

Df

Mean

F

Sig.


Sum of


Square




Squares











Corrected

33.643

5

6.729

5.266

.001

Model












Intercept

1853.357

1

1853.357

1450.453

.000

A

24.429

2

12.214

9.559

.000

B

1.167

1

1.167

.913

.346

A * B

8.048

2

4.024

3.149

.055

Error

46.000

36

1.278



Total

1933.000

42





a  R Squared = .422 (Adjusted R Squared = .342)

Hasil analisis menunjukkan bahwa harga F untuk A besarnya 9,559 dengan signifikansi 0,000. Untuk menginterpretasikan hasil analisis di atas dilakukan mekanisme sebagai berikut.

  1. Tetapkan signifikansi, misalnya a=0,05. 

  2. Bandingkan a dengan signifikansi yang diperoleh (sig). Apabila a < sig., maka H1 diterima, sebaliknya bila a  sig., maka H0 diterima. 

Ternyata hasil analisis menunjukkan bahwa sig. besarnya 0,000 lebih kecil daripada a = 0,05. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi kesimpulannya, terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Inggris antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan media audio-video, multi media, dan hipermedia. 


















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Primata Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)

(Buat temen-temen yang ingin template booklet (buku saku) mengenai  Monyet   ekor   panjang   ( Macaca   fascicularis ) dalam bentuk Pdf,  bisa klik link dibawah → DOWNLOAD DISINI  Dan ini template dalam bentuk powerpoint → DOWNLOAD DISINI  ) Monyet ekor panjang   ( Macaca fascicularis ) merupakan monyet asli Asia tenggara , namun sekarang sudah tersebar hampir seluruh Asia. Dalam bahasa inggris monyet ekor panjang dinamakan  Crab-eating Macaque  atau  Long-tailed Macaque.  Monyet ini sangat mudah adaptasi dengan lingkungan barunya dan termasuk hewan liar yang mampu mengikuti perkembangan peradaban manusia . Kingdom   : Animalia Filum          : Chordata Kelas           : Mammalia Ordo            : Primata Familia       : Cercopithecidae Genus        : Macaca Spesies       : Macaca fascicularis Saat dewasa Monyet Ekor Panjang mempunyai panjang tubuh sekitar 38-55 cm ditambah ekor sepanjang 40-65 cm.

LAPORAN PRAKTIKUM II- PENGENALAN MIKROSKOP, ALAT OPTIK DAN KAMERA SEBAGAI ALAT BANTU BIOLOGI

  LAPORAN PRATIKUM II PENGENALAN MIKROSKOP, ALAT OPTIK DAN KAMERA  SEBAGAI ALAT BANTU BIOLOGI Oleh : Rizki Juliyantri (1532220129) Dosen Pembimbing: Syarifah, M.Kes  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.2  Latar Belakang  Dalam mempelajari ilmu biologi kita dituntut harus menghetahui aspek yang berhubungan dengan segala bentuk makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini. Menghetahui macam bentuk serta ragam nya. Dari makhluk hidup yang mampu dilihat oleh kasat mata sampai yang tak mampu dilihat dengan kasat mata. Oleh sebab itu dalam pembelajaran biologi sangat dibutuhkan alat optik mikroskop untuk melihat objek yang tak kasat mata.  Mikroskop sendiri merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang Biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari  struktur benda-benda kecil. Ada dua macam mikroskop yaitu Mikroskop Optik dan Mikroskop Elektron. Mikroskop o