Langsung ke konten utama

LAPORAN PRATIKUM I PENGENALAN BIOLOGI SEBAGAI ILMU

BUAT YANG MAU DOWNLOAD DALAM BENTUK MS.WORD BISA KLIK LINK DIBAWAH INI YA 



LAPORAN PRATIKUM I
PENGENALAN BIOLOGI SEBAGAI ILMU


Oleh :
Rizki Juliyantri (1532220129)




Dosen Pembimbing
Syarifah M.Kes






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2015




BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
    Perkembangan ilmu penghetahuan dan teknologi berjalan beriringan, demikian juga halnya dengan pembelajaran biologi yang dapat dilukiskan dalam suatu sistem. Artinya bahwa pembelajaran dipandang sebagai suatu kerja sama dari berbagai unsur dan komponen. Dalam pembelajaran biologi lingkungan merupakan salah satu ruang lingkup yang ada didalam pembelajaran biologi.
         Biologi berasal dari bahasa yunani atau latin yaitu dari kata bios yang artinya kehidupan dan  logos  yang artinya kata atau percakapan atau ilmu. Dapat diartikan bahwa biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Dengan kata lain biologi sebagai ilmu penghetahuan adalah ilmu alam yang
mempelajari kehidupan dan organisme hidup, termasuk struktur, fungsi pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksominya (Campbell, 2013).
    Lingkungan sangat dekat dengan kehidupan makluk hidup. Lingkungan merupakan habitat bagi makhluk hidup, salah satunya makhluk hidup tersebut yaitu tumbuhan. Makhluk hidup tumbuhan tidak hanya tumbuh (hipertropi), makhluk hidup juga mengalami perkembangan (hyperplasia), seperti pada biji-bijian , biji tersebut akan berubah menjadi kecambah, selanjutnya bukan hanya pertambahan ukuran, akan tetapi  berkembang kearah bentuk dewasa tanaman tersebut. Seriring dengan waktu, kecambah akan tumbuh membesar membentuk : akar, daun, cabang dan menghasilkan bunga serta buah (Hidayat, 1995)
1.2    Tujuan
           Adapun tujuan dari praktikum Pengenalan Biologi sebagai Ilmu ini bertujuan sebagai berikut :
1..Mahasiswa berlatih melakukan pemecahan masalah biologi melalui prosedur  
     ilmiah.
2. Mahasiswa dapat menunjukan sikap ilmiah dalam melakukan proses-proses
     ilmiah
3. Mahasiswa dapat berlatih menemukan fakta dan konsep ilmiah.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Pengertian Biologi sebagai Sumber Ilmu
           Biologi berasal dari bahasa yunani atau latin yaitu dari kata bios yang artinya kehidupan dan  logos  yang artinya kata atau percakapan atau ilmu. Dapat diartikan bahwa biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Dengan kata lain biologi sebagai ilmu penghetahuan adalah ilmu alam yang mempelajari kehidupan dan organisme hidup, termasuk struktur, fungsi pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksominya (Campbell, 2013).
           Biologi sebagai ilmu pengetahuan adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dengan objek kajian meliputi manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Ilmu penghetahuan merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori yang dibentuk melalui serangkaian kegiatan ilmiah. Oleh karena itu, biologi sebagai salah satu cabang dari ilmu penghetahuan. Biologi pun menggunakan metode ilmiah dalam mempelajarinya (Hidayat, 1995).

2.2    Sifat Biologi sebagai Ilmu
        Menurut Kindersley (2008) biologi sebagai ilmu memiliki sifat dan ciri-ciri tertentu. Berikut ini indetifikasi dari sifat dan ciri dari ilmu penghetahuan atau ilmu yang dihasilkan oleh manusia dibidang biologi.
1.      Memiliki Objek
         Pengertian biologi sebagai ilmu penghetahuan tidak lepas dari objek kajian. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengehetahuan. Ilmu biologi dapat dikatakan sebagai ilmu hayat karena ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Objek kajian biologi meliputi manusia, hewan, tumbuhan, serta mikroorganisme yang dapat dilihat dengan mata telanjang maupun dengan menggunakan bantuan alat, seperti Mikroskop.


2.  Memiliki Metode
         Pengembangan ilmu penghetahuan tidak dapat dilakukan secara asal-asalan, tetapi menggunakan cara atau metode tertentu. Metode yang digunakan itu bersifat baku dan dapat dilakukan oleh siapapun. Biologi merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum dan teori yang dibentuk melalui serangkaian kegiatan ilmiah. Rangkaian kegiatan ilmiah tersebut dinamakan metodi ilmiah biologi.
3.  Bersifat Sistematis
         Pengertian biologi sebagai ilmu penghetahuan yang bersifat sistematis adalah biologi sebagai sebuah penghetahuan memiliki hubungan ketergantungan dan teratur serta tidak ada unsur-unsur yang saling bertolak belakang. Dalam biologi jika mempelajari sesuatu seperti sel maka materi yang akan dibahas maupun dipelajari membutuhkan dukungan materi lain seperti materi jaringan, organ, system organ dan individu. Demikian sebaliknya, sehingga penghetahuan-penghetahuan itu tidak bertolak belakang.
4.      Bersifat Universal
         Biologi sebagai Ilmu penghetahuan bersifat Universal dapat dilihat dalam pembelajaran materi Reproduksi yang terjadi pada Makhluk hidup. Reproduksi seksual selalu dimulai dengan adanya pertemuan antara sperma dan sel telur. Hal ini berlaku untuk semua jenis makhluk hidup. Berarti ilmu biologi berlaku secara umum atau bersifat universal.
5.      Bersifat Analitis
         Dalam ilmu biologi, jika ingin mempelajari sruktur dan fungsi tumbuhan, maka akan mempelajari bagian-bagian yang lebih rinci yaitu akar, batang, daun, dan sebagainya. Oleh karena itu kajian ilmu biologi dapat terbagi-bagi menjadi bagian yang lebih rinci guna memahami berbagai hubungan , sifat, serta pernanan dari bagian-bagian tersebut.
6.      Bersifat Verifikatif
         Biologi sebagai suatu cabang dari ilmu penghetahuan selalu mengarah pada tercapainya suatu kebenaran. Misalnya, teori tentang Genaratio Spontanea, menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati yang sudah diyakini kebenarannya, tetapi akhirnya teori itu digugurkan dengan teori biogenesis, menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga. Akhirnya teori ini diyakini kebenarannya sampai sekarang.
7.      Bersifat Objektif
         Sebuah ilmu harus menggambarkan keadaan secara apa adanya, yaitu mengandung data dan pernyataan yang sebenarnya (bersifat jujur) , bebas dari prasangka, kepentingan, atau kesukaan pribadi. Biologi sebagai ilmu penghetahuan bersifat objektif sesuai dnegan kaidah inilah yang dianut.

2.3   Struktur umum Tumbuhan    
         Seperti yang diketahui Dalam pembelajaran biologi lingkungan merupakan salah satu ruang lingkup yang ada didalam pembelajaran biologi. Lingkungan sangat dekat dengan kehidupan makluk hidup. Lingkungan merupakan habitat bagi makhluk hidup, salah satunya makhluk hidup tersebut yaitu tumbuhan. Dalam dunia tumbuhan, golongan plantea  termasuk tumbuhan yang amat tua, yakni muncul lebih dari 550.000.000 tahun yang lalu. Selama lebih dari seratus juta tahun tumbuhan hijau hidup di air sebagai alga dan barulah 420.000.000 tahun yang lalu muncul ke darat. Klasifikasi tumbuhan darat dibagi menjadi beberapa kelompok utama berdasarkan anotominya (Hidayat, 1995).
    Secara umum, dunia tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan berpembuluh Tracheophyta  dan jaringan tak berpembuluh Thallophyta.
Tumbuhan berpembuluh dibagi menjadi dua kelompok. yaitu  tumbuhan yang memiliki alat reproduksi dan tumbuhan berbiji Spermatophyta. Tumbuhan berbiji dibagi menjadi Gymonospermae ( tumbuhan berbiji terbuja, tanpa bunga dan buah) dan  Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup, berbunga dan berbuah). Angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang paling akhir muncul dan kini membentuk bagian utama dari vegetasi alam dan yang dibudayakan dibumi (Hidayat, 1995).



2.4    Pertumbuhan Perkembangan dan Perkecambahan
           Menurut Kuning (2013), pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji diawali dengan pertemuan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, menjadi biji, berkecambah, tumbuh menjadi tanaman kecil yang sempurna, dan berlanjut tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan dewasa. Tumbuhan dewasa akan berbunga dan berbuah.
         1. Pertumbuhan Terminal
           Pada ujung akar dan batang tumbuhan berbiji yang sedang aktif tumbuh,terdapat tiga daerah pertumbuhan dan perkembangan. Daerah tersebut adalah daerah pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Daerah Pembelahan, merupakan daerah yang paling ujung. Pada daerah ini terutama terjadi pembentukan sel-sel baru melalui pembelahan sel. Sel-sel di daerah pembelahan memiliki inti sel yang relatif besar, berdinding sel tipis, dan aktif membelah diri. Daerah pembelahan disebut pula daerah meristematik. Daerah Pemanjangan, merupakan hasil pembelahan sel-sel meristem di daerah pembelahan. Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga membentuk daerah pemanjangan. Sel-sel pada daerah ini lebih besar dibandingkan dengan sel-sel pada daerah meristem (Kindersley, 2008).
           Daerah Diferensiasi, terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini telah mengalami diferensiasi. Artinya sel-sel telah berubah bentuk sesuai fungsinya. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, empulur, xilem dan floem. Sebagian sel lagi mengalami diferensiasi menjadi jaringan parenkim (jaringan dasar), jaringan penunjang seperti kolenkim dan sklerenkim. Dengan terjadinya diferensiasi sel maka terbentuklah berbagai jaringan tumbuhan. Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan Sekunder (Kindersley, 2008).
           Pertumbuhan Primer, merupakan pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer. Titik tumbuh primer terdapat pada ujung akar atau ujung batang. Titik tumbuh primer telah mulai terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio. Ujung akar dan ujung batang tempat terjadinya pertumbuhan merupakan daerah meristem apikal. Pertumbuhan primer menyebabkan batang dan akar bertambah panjang (Kindersley, 2008)
           Menurut Suyitno (2006), berdasarkan titik tumbuh tumbuhan, terdapat dua
teori titik tumbuh pada tumbuhan, yaitu :
a.      Teori Histogen
         Teori ini dikemukakan oleh Hanstein. Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan organ tubuh tumbuhan dibentuk oleh tiga lapisan pembentuk jaringan, yaitu:
1.   Dermatogen, yakni lapisan luar yang membentuk epidermis.
2.   Periblem, yakni lapisan dalam yang membentuk korteks.
3.   Pleuron, yakni lapisan dalam yang membentuk stele.
b.      Teori Tunika Korpus
           Teori ini dikemukakan oleh Schmidt yang menyatakan bahwa pertumbuhan organ tubuh tumbuhan yang dibentuk ada dua lapisan pembentuk jaringan yaitu :
1.Tunika, yakni lapisan luar yang membentuk epidermis dan korteks.
2.Corpus, yakni lapisan dalam yang membentuk stele.
           Pertumbuhan Sekunder, merupakan pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan jaringan kambium. Jaringan kambium bersifat meristematik, yaitu sel-selnya selalu aktif membelah. Kambium hanya terdapat pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Pertumbuhan sekunder menyebabkan diameter batang bertambah besar  sekunder terjadi karena adanya aktivitas sel-sel meristem diantara xilem dan floem. Xilem dibentuk ke arah dalam dan floem dibentuk ke arah luar. Pertumbuhan di bagian dalam lebih cepat daripada pertumbuhan di bagian luar, sehingga mengakibatkan jaringan epidermis dan korteks pada kulit terluar akan rusak (pecah).
       
2. Perkembangan Embrio
            Embrio berkembang di dalam biji. Setelah proses fertilisasi zigot mengalami serangkaian pembelahan sel. Salah satu dari dua sel yang terbentuk dari mitosis zigot akan berkembang menjadi embrio asli. Sedangkan sel yang lain menjadi bahan awal dari jaringan suspensor (Sulawesi Bpth, 2012).
            Embrio didalam ovulum (bakal biji) berkembang menjadi massa bulat yang mengandung ratusan sel. Massa sel tersebut berkembang menjadi jaringan primer dan akhirnya membentuk seluruh jaringan utama tumbuhan dewasa. Termasuk kotiledon yang berfungsi untuk perkecambahan dan menyimpan cadangan makanan (Sulawesi Bpth, 2012).
            Pada kutub embrio ditemukan dua massa sel yang belum terdiferensiasi, yaitu meristem apical batang dan meristem apical akar. Sel-sel tersebut berada dalam kondisi dorman ketika biji berada pada masa dormansi. Setelah biji berkecambah kedua massa sel tersebut berkembang menjadi daerah pertumbuhan batang dan akar (Sulawesi Bpth, 2012).
            Perkembangan embrio terhenti setelah mencapai tahapan tertentu. Yaitu saat bakal biji menjadi biji matang. Biji tersebut sesuai untuk perkecambahan (Sulawesi Bpth, 2012).
           
3. Perkecambahan
            Perkecambahan biji berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa tahapan. Antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan. Pengiriman bahan makanan terlarut dan hormone kedaerah titik tumbuh atau daerah lainnya serta amilisasi (fotosintesis).
            Awal perkembangan didahului dengan pengaktifan enzim hidralase ( protease lipase dan  karbohidrase) dan hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asam amino digunkana untuk membuat molekul protein baru bagi membran sel dan sitoplasma. Timbunan pati diuraikan menjadi maltose kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah mendai selulosa. Yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan yang terlarut berupa maltose dan asam amino akan berdifusi ke embrio.
                    Proses-proses tersebut memerlukan energy. Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari. Plumula tumbuh diatas permukaan tanah. Daun pertama akan membuka dan melalui proses fotosintesis.

2.5  Faktor  Pengaruh Pertumbuhan Biji
           Menurut Campbell (2008), pada proses pertumbuhan dan perkembangan memilik idua faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut yaitu :
1.      Faktor Eksternal
         Menurut Faktor eksternal merupakan sesuatu yang mempengaruhi/faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Ada beberapa faktor ekstrenal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yaitu air, cahaya, kelembapan, makanan(nutrisi), dan suhu.
2.      .Faktor Internal
               Menurut Elisa (2013), Faktor internal adalah segala
        pengaruh atau faktor yang berasal dari tanaman itu sendiri
        meliputi gen dan hormon.
a.         Gen
  Gen mempengaruhi pertumbuhan melalui sifat yang diwariskan dan sintesis protein yang dikendalikan.
b.. .Hormon
                                Menurut Elisa (2013), hormon yang mempengaruhi
                    pertumbuhan disebut zat tumbuh (fitohormon). Contoh hormon
                    tumbuh pada tumbuhan adalah auksin. Auksin disekresikan oleh titik
                    tumbuh tanaman, contohnya ujung tunas.
                    1. Merangsang perpanjangan sel batang
                    2. Meningkatkan pertumbuhan akar samping
                    3. Meningkatkan aktivitas pembelahan sel di titik
                        tumbuh
                    4. Merangsang pembentukan bunga dan buah
                        menyebabkan terjadinya dominansi apikal,
                        yaitu pertumbuhan
                    5.  Mendorong  pembentukan akar pada tanaman
                         ketiak pembengkokan batang ke arah cahaya
                         fototropisme
            c...Sitokinin
                          Elisa (2013), berpendapat bahwa fungsi sitokinin antara lain
                 sebagai berikut.
                 a) Mempengaruhi sitokinesis
                 b) Mempengaruhi pertumbuhan akar dan
                     diferensiasi akar
                 c) Mendorong pembelahan sel
            d.  Giberelin
                          Giberelin mempengaruhi pemanjangan sel maupun pembelahan
                  pada tumbuhan kerdil. Namun, pada tumbuhan normal, pemakaian
                  giberelin tidak memberikan respons (Elisa, 2013).
            e.  Asam Traumalin atau (hormone luka)
         Asam traumalin berfungsi untuk merangsang pembelahan sel di daerah luka sebagai mekanis menutupi luka. Hormon ini mempengaruhi restutisi, yaitu kemampuan tumbuhan untuk  memperbaiki kerukasan atau luka yang terjadi pada tubuhnya (Elisa, 2013).
         f.  Kalin
                     Menurut Elisa (2013), hormone kalin merupakan hormon yang   
              mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan organ, misalnya:
              Rizkolin         : Merangsang pertumbuhan akar
              Kaulokalin     : Merangsang pertumbuhan batang
              Filokalin         : Merangsang pertumbuhan daun
              Antokalin       : Merangsang pertumbuhan bunga
         g.  Asam Absisat
         Asam absisat disintesis pada daun, batang, buah, dan biji. Asam absisat berfungsi menghambat pertumbuhan, menutup stomata selama kekurangan air, dan menunda pertumbuhan (Elisa,2013)
         h.  Etilen
         Eliten diproduksi pada jaringan buah masak, di ruas batang, dan di daun tua. Etilen berfungsi mendorong pemasakan buah dan menyebabkan batang tumbuh menjadi tebal (Elisa, 2013).

  

BAB III
METODELOGI PRATIKUM

3.1  Waktu dan Tempat
                  Pratikum dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 5 November 2015
        pukul 11:00-13:00 WIB. Bertempat di Laboratorium Biologi Fakultas
        Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan Bahan
              Adapun alat dan bahan yang gunakan dalam praktikum sebagai berikut :
     3.2.1 Alat
                 1.Polibeg
                 2. Gelas / Cawan
      3.2.2 Bahan
                 1. Biji Jagung
                 2. Biji Kacang Hijau
                 3. Biji Lamtoro / Petai Cina
                 4. Tanah Rawa
                 5. Tanah Humus
                 6. Air Limbah


BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
      4.1.1 Tabel Penelitian pada tempat Terang
      Tabel 1 : Hasil penelitian Pertumbuhan Biji Jagung (Zea Mays) pada
                       Tanah Humus.
Biji ke-
Tinggi (cm)
Hari ke-

Rata-rata

Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
1
-
0,5

2,2
3,5
5
9,5
2,9
Daun yang dihasilkan berwarna hijau
2
-
-
-
-
-
-
-
-

3
-
-
-
-
-
-
-
-

4
-
0,8

2,5
4
8
13,5
4,1
Daun yang dihasilkan berwarna hijau
5
-
-
-
-
2,2
5,5
10,1
2,5
Mulai tumbuh pada hari ke 5

JUMLAH
9,5

      Tabel 2 : Hasil penelitian Pertumbuhan Biji Jagung (Zea Mays) pada  
                       Tanah Rawa.
Biji ke-
Tinggi (cm)
Hari ke-

Rata-rata

Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
1
-
0,6

2,2
4
5
9,5
3,0
Mulai tumbuh pada hari ke-2 dan menghasilkan daun
2
-
0,8

2,6
4,5
7
11,5
3,7
Menghasilkan daun berwarna hijau
3
-
-

-
-
-
-
-
-
4
-
-

-
-
-
-
-
-
5
-
-

2
2,5
3
5
1,7
Mulai tumbuh pada hari ke-2

JUMLAH
8,4

















     
      Tabel 3 : Hasil penelitian Pertumbuhan  Biji Kacang Hijau (Phaseolus
                      radiatus) pada Tanah Humus.
Biji ke-
Tinggi (cm)
Hari ke-

Rata-rata

Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
1
-
-

-
-
-
-
-
-
2
0,2
1,8

4,5
6,0
8,0
9,0
4,2
Mulai muncul perkecambahan dihari ke-1
3
0,5
1,5

5,0
5,5
7,0
9,0
4
Daun yang dihasilkan berwarna hijau
4
-
0,8

2,8
4,0
6,5
8,6
3,2
Mulai muncul perkecambahan dihari ke-2
5
-
1,2

4,0
6,0
8,0
10,5
4,2
Daun yang dihasilkan berwarna hijau berjumlah 3

JUMLAH
15,6







     
      Tabel 4 : Hasil penelitian Pertumbuhan  Biji Kacang Hijau (Phaseolus
                     radiatus) pada Tanah Rawa.
Biji ke-
Tinggi (cm)
Hari ke-

Rata-rata

Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
1
0,7
2,5

6,5
9,8
11,5
12,0
6,1
Tunas dihari pertama belum mengeluarkan daun
2
0,7
1,8

7,0
9,0
11,0
13,0
6
Daun yang dihasilkan berwarna hijau
3
0,8
2,5

7,0
9,0
12,0
14,0
6,4
Menghasilkan 3 helai daun pada hari ke-2
4
1,0
2,9


9,8,00
12,0
12,5
6,4
Menghasilkan 3 helai daun pada hari ke-2
5
1,2
3,6

8,0
10,0
12,3
13,2
6,9
Menghasilkan 3 helai daun pada hari ke-2

JUMLAH
31,8


      Tabel 5 : Hasil penelitian Pertumbuhan  Biji Lamtoro (leucanea glauca)
                     pada Tanah Humus.
Biji ke-
Tinggi (cm)
Hari ke-

Rata-rata

Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
1
-
-
-
-
-
-
-
-

Dari hasil penelitian hari ke-1 sampai dengan hari ke-7 tidak terjadi pertumbuhan perkecambahan pada biji lamtoro pada tanah humus tersebut.

2
-
-
-
-
-
-
-
-

3
-
-
-
-
-
-
-
-

4
-
-
-
-
-
-
-
-

5
-
-
-
-
-
-
-
-


JUMLAH
-


      Tabel 6 : Hasil penelitian Pertumbuhan  Biji Lamtoro (leucanea glauca)
                     pada Tanah Rawa.
Biji ke-
Tinggi (cm)
Hari ke-

Rata-rata

Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
1
-
-
-
-
-
-
-
-

Dari hasil penelitian hari ke-1 sampai dengan hari ke-7 tidak terjadi pertumbuhan perkecambahan pada biji lamtoro pada tanah rawa tersebut.

2
-
-
-
-
-
-
-
-

3
-
-
-
-
-
-
-
-

4
-
-
-
-
-
-
-
-

5
-
-
-
-
-
-
-
-


JUMLAH
-


     4.1.2 Tabel Penelitian pada tempat Gelap
     Tabel.7 biji lamtoro (Leucanea glauca ) pada tanah humus.

Biji Ke-
Tinggi (Cm) Hari Ke-

Rata-Rata

Keterangan
1
2
3
4
5
6
7

1.

-

-

-

-

-

-

-

-
Setelah ditanam biji lamtoro tidak tumbuh.

2.

-

-

-

-

-

-

-

-
Setelah ditanam biji lamtoro tidak tumbuh.

3.

-

-

-

-

-

-

-

-
Setelah ditanam biji lamtoro tidak tumbuh.

4.

-

-

-

-

-

-

-

-
Setelah ditanam biji lamtoro tidak tumbuh.

5.

-

-

-

-

-

-

-

-
Setelah ditanam biji lamtoro tidak tumbuh.

Jumlah
-


      Tabel.8 biji jagung (Zea mays)  pada tanah humus.

Biji Ke-
Tinggi (Cm) Hari Ke-

Rata-Rata

Keterangan
1
2
3
4
5
6
7

1.

-

-

0,2

4,1

7,5

13,5


16,5


5,4 cm
Biji ke-1mulai terlihat kaleoptil di hari ke-3 dan mulai tumbuh daun di hari ke-5 yaitu 2 helai daun, tetapi di hari ke-6 dan 7 daun mulai terlihat berwarna kuning.

2.

-

0,5

2

8

12,5


21,2


27,5

10,2 cm

Biji ke-2 mulai terlihat kaleoptil di hari ke-2 dan mulai tumbuh di hari ke-4 daun dari biji jagung tersebut sudah 2 helai. Dihai ke-5 sampai hari ke-7 daun sudah berwarna kuning, dan terlihat layu.

3.

-

-

-

-

-

-


-


-

Biji ke-3 tidak tumbuh sama sekali. Dari hari ke-1 sampai hari ke-7.

4.

-

-

-

-


-


-


-


-
Biji ke-4 tidak tumbuh sama sekali. Dari hari ke-1 sampai hari ke-7


5.

-

0,4

2,1


8,6


11,5


16,2


18,5


8,1 cm

Biji ke-5 mulai terlihat kaleoptil di hari ke-2 dan mulai tumbuh daun di hari ke-3. Batang dan daun terlihat tidak begitu segar (layu).

Jumlah
23,8

  
      Tabel.9 biji kacang hijau (Phaseolus aureus ) pada tanah humus.

Biji Ke-
Tinggi (Cm) Hari Ke-

Rata-Rata

Keterangan

1
2
3
4
5
6
7

1.

-

-

1,5

7,1

17,2

25

28,2

11,2
Biji ke-1 mulai terlihat kotiledon nya di hari ke-3 dan mulai muncul helaian daun di hari ke-4, helaian daun muali tumbuh/membelah di hari ke-3. Tetapi daun terlihat tidak segar, batang kurus.

2.

-

0,4

4

13

18,2

21,2

25,9

11,8
Biji ke-2 mulai terlihat kotiledon di hari ke-2 dan terlihat jelas di hari ke-3. Batang mulai tumbuh di ahri ke-4 tetapi batang terlihat kurus, di hari ke-5 daun sudah terlihat. Dan warna daun hijau pucat.

3.

-

-

0,1

1,5

5,5

10,2

11,5

4,1
 Biji ke-3 mulai terlihat kotiledon di hari ke-3 dan batang mulai tumbuh di hari ke-5. Keadaan batang terlihat kurus, dihari ke-6 mulai muncul helai daun yaitu 2 helai daun.

4.

-

-

0,5

11

17,4

24,2

29,8

11,8
Biji ke-4 mulai terlihat sangat jelas kotiledon nya di hari ke-4 dan batang mulai tumbuh, di hari ke-5 mulai muncul helai daun. Daun mulai membelah di hari ke-6 yaitu 3 helai.

5.

-

-

-

0,1

0,2

0,3

0,5

1,1
Biji ke-5 memang tumbuh akan tetapi tidak optimal disbanding biji yang lainnya. Kotiledon muali terlihat sangat jelas di hari ke-7 dan hanya tumbuh kotiledon nya saja.

Jumlah
40



      Tabel.10 lamtoro (Leucanea glauca) pada tanah rawa

Biji Ke-
Tinggi (Cm) Hari Ke-

Rata-Rata

Keterangan
1
2
3
4
5
6
7

1.

-

-

-

-

-

-

-

-
Setelah ditanam biji lamtoro tidak tumbuh.

2.

-

-

-

-

-

-

-

-
Setelah ditanam biji lamtoro tidak tumbuh.

3.

-

-

-

-

-

-

-

-
Setelah ditanam biji lamtoro tidak tumbuh.

4.

-

-

-

-

-

-

-

-
Setelah ditanam biji lamtoro tidak tumbuh.

5.

-

-

-

-

-

-

-

-
Setelah ditanam biji lamtoro tidak tumbuh.

Jumlah
-

                                                                                                      











      Tabel.11 biji jagung (Zea mays) pada tanah rawa.

Biji Ke-
Tinggi (Cm) Hari Ke-

Rata-Rata

Keterangan
1
2
3
4
5
6
7

1.

-

-

1,5

4

8,5

17,1

17,6

7,0
Biji ke-1 mulai tumbuh kaleoptil dihari ke-3 dan kaleoptil mulai memanjang di hari ke- 4 sampai hari ke-6. Dan mulai tumbuh helaian daun di hari ke-7, helai daun berupa 3 helai.

2.

-

0,5

6

14,2

19

26,3

30

13,7
 Biji ke-2 mulai tumbuh kaleoptil di hari ke-2 dan kaleoptil mulai tumbuh memanjang di hari ke-3 sampai hari ke-7. Mempunyai 3 helai daun. Daun dan kaleoptil terlihat tidak segar.

3.

-

-

1,5

6,5

11,7

16,5

23,5

8,5
Biji ke-3 mulai tumbuh kaleoptil di hari ke-3 dan kaleoptil muali tumbuh memanjang dari hari ke-3 samapi hari ke-7. Mempunyai 3 helai daun. Daun terlihat layu dan batang terlihat kurus.

4.

-

-

-

-

-

-

-

-
Biji ke-4 tidak tumbuh, dari hari ke-1 samapai hari ke-7

5.

-

-

0,1

0,2

1,5

3,1

8

1,8
Biji ke-5 mulai tumbuh kaleoptil di hari ke-6 dan muali tumbuh memanjang di hari ke-7. Dan mempunyai 2 helai daun. Daun nya belum membelah (masih kuncup).

Jumlah
31









      Tabel.6 biji kacang hijau (Phaseolus aureus) pada tanah rawa.

Biji Ke-
Tinggi (Cm) Hari Ke-

Rata-Rata

Keterangan
1
2
3
4
5
6
7

1.

0,1

0,3

0,7

1

1,3

Mati

Mati

0,48
Biji ke-3 sempat memiliki helai daun muda pada hari ke-4 dan ke-5 namun mengalami kematian akibat semut merah.

2.

0,1

0,5

1,6

2

2,3

2,5

2,6

1,66
Biji ke-2 tidak memiliki helai daun sampai hari ke-7 pengamatan, dan batangnya kurus.

3.

0,3

1,4

2

1,5

1,6

1,7

1

1,36
Biji ke-3 tidak memiliki helai daun ini disebabkan oleh kotiledon yang hilang pada hari terakhir, kemungkinan besar human error.

4.

0,4

1,5

2,6

3,7

5,6

7

8

4,11
Biji ke-4 mempunyai 2 helai daun yang mulai muncul pada hari ke-2.

5.

0,4

1,8

2,5

3

5,7

8,2

8,7

4,33
Biji ke-5 mempunyai helai 2 daun yang lebar dan mulai ada daun pada hari ke-2.

Jumlah
11,94





















4.2 Pembahasan
                  Adapun hasil pengamatan yang telah dilakukan selama 7 hari
      pada sebagai berikut
        4.2.1 Pembahasan penelitian tempat Terang
            Pada biji kacang hijau pertumbuhan lebih cepat di bandingkan biji jagung dan biji lamtoro, pertumbuhan biji kacang hijau (Phaseolus aureus) di awali dengan pertumbuhan biji diatas permukaan tanah atau epigeal, sedangkan pertumbuhan biji jagung (Zea mays) di awali dengan pertumbuhan biji didalam permukaan tanah atau hipogael, sedangkan pada biji lamtoro (Leucanea glauca)  tidak tumbuh sama sekali dikarenakan tidak semua biji lamtoro dapat bertumbuh dengan baik.
            Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan mengenai Pengenalan Biologi sebagai ilmu, pada biji jagung, biji kacang hijau dan biji lamtoro.
            Biji jagung yang ditanam pada tanah humus yang tumbuh hanya pada biji ke 1,4,dan 5, sedangkan pada biji jagung yang ditaman pada tanah rawa yang tumbuh hanya pada biji 1,2,dan 5. Penyebab tidak tumbuhnya biji-biji ini dikarenakan biji ini berjamuran dan terjadi dikarenakan faktor air, tanah dan cahaya. Sedangkan pada biji kacang hijau yang di tanam pada tanah humus yang tumbuh hanya pada biji ke- 2,3,4,dan 5, sedangkan biji kacang hijau yang ditanam pada tanah rawa semuanya tumbuh.
            Penyebab tidak tumbuhnya satu biji kacang hijau pada tanah humus dikarenakan biji tersebut hilang dan dugaan biji tersebut dimakan oleh serangga. Sedangkan pada biji lamtoro semua biji yang ditanam tidak ada yang tumbuh, dikarenakan oleh beberapa faktor seperti 1. Cahaya , 2. Kurangnya air dan ke 3. Tanah pada penanaman biji lamtoro kurang baik dan yang terakhir penyebab tidak tumbuh nya biji lamtoro dikarena biji yang digunakan tidak baik untuk benih sehingga selama 7 hari penelitian tidak terjadi pertumbuhan pada biji tersebut baik ditanah rawa maupun tanah humus ( SinarTani, 2015).
        4.2.2  Pembahasan penelitian pada tempat gelap
            Dari hasil pengamatan mengenai pertumbuhan dan perkembangan pada biji kacang hijau, biji jagung dan lamtoro faktor tumbuhnya berbeda beda mulai dari hari pertama hingga hari ketujuh. Semua terjadi dikarenakan peristiwa etilosi dan tidak terurainya harmon auksin sehingga akan terus menerus memacu peristiwa pertumbuhan pada batang Kacang Hijau, Jagung dan Lamtoro.
            Di tempat gelap memang lebih optimal dan cepat bertumbuh disebabkan oleh giberelinnya lebih optimal berkerja dibandingkan auksinnya. Walaupun semua tanaman ditempat gelap ini lebih tingi tetapi kondisi fisik tanaman kurang baik batang terlihat kurus tidak sehat , warna batang dan daun kekuning kuningan pucat serta kekurangan klorofil pada daun sehingga terlihat pucat.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
        Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan mengenai Pengenalan Biologi sebagai Imu sebagai mana telah dilakukan penelitian dengan cara melihat pertumbuhan pada biji tanaman dapat disimpulkan bahwa perkecambahan biji kacang hijau (Phaseoulus aureus) lebih cepat tumbuh dari pada biji jagung (Zea mays) , sedangkan pada biji lamtoro (Leucanea glauca)  tidak mengalami pertumbuhan. Dalam medium yang terang warna daun yang dihasilkan berwarna hijau karena mengalami proses fotosintesis.
5.2 Saran
        Sebelum melakukan penelitian penanaman ada baiknya memperhatikan kondisi pencahayaan lebih dimaksimalkan kembali dalam melakukan percobaan.Kemudian memperhatikan kualitas tanah serta memperhatikan kualitas biji, sebaiknya sebelemu melakukan penelitian biji terlebih dahulu dilakukan perendaman untuk memecah dormasi biji itu sendiri hal tersebut akan berpengaruh pada hasil penelitian.















 DAFTAR  PUSTAKA

Hidayat, Estiti B.1995.Anotomi Tumbuhan Berbiji.Bandung:ITB

Kindersley Dorling.2008.Ensiklopedia: Sains dan Teknologi.Jakarta: Lentera      Abadi

Campbell A Neil dkk.2003.Biology.Jakarta:Erlangga

Kuning Bayu. 2013. Pertumbuhan dan Perkembangan pada  Tumbuhan. Website: bayukuning.files .wordpress .com Diakses pada tanggal 16 November 2015 pukul 21:00 WIB

Sulawesi Bpth. 2012. Perkecambahan Benih. Website: 
www.bpthsulawesi.net/files/perkecambahan-benih/pcdf Diakses pada
tanggal 14 November 2015 pukul 16:44 WIB

Elisa Siti. 2006. Perkecambahan Pada Tumbuhan. Website : http://education.biologi.pdf.com Diakses pada tanggal 16 November 2015 pukul 20:50

Suyitno Al. 2006.Petunjuk Pratikum Biologi Umum. Website: http://staff.uny.ac.id. Diakses pada tanggal 16 November 2015 pukul 20:45 WIB


















Lampiran Foto

Foto di tempat terang
IMG_20151112_162514.jpgIMG_20151112_162503.jpg






(Gambar biji kacang hijau ke 6)                              (Gambar biji kacang hijau hari ke 6)
                (Doc. Pribadi, 2015)                                                          (Doc. Pribadi, 2015)
IMG_20151112_162428.jpg
IMG_20151112_162441.jpg









(Gambar biji kacang hijau hari ke 6)                             (Gambar biji jagung hari ke 6)
             (Doc. Pribadi, 2015 )                                                             (Doc. Pribadi, 2015)
IMG_20151112_162452.jpg IMG_20151112_162418.jpg
 









(Gambar biji jagung hari ke 6)                                                (Gambar biji jagung hari ke 6)
            (Doc. Pribadi, 2015)                                                                    (Doc. Pribadi, 2015)





20151110_101248.jpg
20151110_101243.jpg









(Gambar biji lamtoro hari ke 5)                                    (Gambar biji lamtoro hari ke 5)
                  (Doc. Pribadi , 2015)                                                       (Doc. Pribadi , 2015)

Foto di tempat gelap
IMG20151110093318.jpg
IMG20151110093327.jpg





  

(Gambar biji jagung tanah rawa )                 (Gambar biji jagung tanah humus)
IMG20151110093330.jpg           (Hari ke 5 Doc. Pribadi)                                                        (Hari ke 5 Doc. Pribadi )

IMG20151110093307.jpg







(Gambar biji jagung hari ke 4 )                                     (Gambar biji Lamtoro hari ke 4)
(hari ke 4 Doc. Pribadi)                                                    ( Hari ke 5 Doc. Priabdi)



IMG20151110093339.jpg IMG20151110093348.jpg
 









(Gambar biji kacang hijau tanah humus)                    (Gambar biji kacang hijau tanah rawa)
(hari ke 5 Doc. Pribadi)                                                    (hari ke 5 Doc. Pribadi)

IMG20151112161904.jpg
IMG20151112162844.jpg





(Gambar biji Jagung tanah humus)                              (Gambar biji kacang hijau tanah
rawa)
  (hari ke 5 Doc. Pribadi)                                                    (hari ke 5 Doc. Pribadi)
IMG20151112161911.jpgIMG20151112162850.jpg




             
(Gambar biji Jagung tanah humus)                                (Gambar biji Jagung tanah rawa)
           (hari ke 5 Doc. Pribadi)                                                          (hari ke 5 Doc. Pribadi)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Primata Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)

(Buat temen-temen yang ingin template booklet (buku saku) mengenai  Monyet   ekor   panjang   ( Macaca   fascicularis ) dalam bentuk Pdf,  bisa klik link dibawah → DOWNLOAD DISINI  Dan ini template dalam bentuk powerpoint → DOWNLOAD DISINI  ) Monyet ekor panjang   ( Macaca fascicularis ) merupakan monyet asli Asia tenggara , namun sekarang sudah tersebar hampir seluruh Asia. Dalam bahasa inggris monyet ekor panjang dinamakan  Crab-eating Macaque  atau  Long-tailed Macaque.  Monyet ini sangat mudah adaptasi dengan lingkungan barunya dan termasuk hewan liar yang mampu mengikuti perkembangan peradaban manusia . Kingdom   : Animalia Filum          : Chordata Kelas           : Mammalia Ordo            : Primata Familia       : Cercopithecidae Genus        : Macaca Spesies       : Macaca fascicularis Saat dewasa Monyet Ekor Panjang mempunyai panjang tubuh sekitar 38-55 cm ditambah ekor sepanjang 40-65 cm.

LAPORAN PRAKTIKUM II- PENGENALAN MIKROSKOP, ALAT OPTIK DAN KAMERA SEBAGAI ALAT BANTU BIOLOGI

  LAPORAN PRATIKUM II PENGENALAN MIKROSKOP, ALAT OPTIK DAN KAMERA  SEBAGAI ALAT BANTU BIOLOGI Oleh : Rizki Juliyantri (1532220129) Dosen Pembimbing: Syarifah, M.Kes  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.2  Latar Belakang  Dalam mempelajari ilmu biologi kita dituntut harus menghetahui aspek yang berhubungan dengan segala bentuk makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini. Menghetahui macam bentuk serta ragam nya. Dari makhluk hidup yang mampu dilihat oleh kasat mata sampai yang tak mampu dilihat dengan kasat mata. Oleh sebab itu dalam pembelajaran biologi sangat dibutuhkan alat optik mikroskop untuk melihat objek yang tak kasat mata.  Mikroskop sendiri merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian dalam bidang Biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari  struktur benda-benda kecil. Ada dua macam mikroskop yaitu Mikroskop Optik dan Mikroskop Elektron. Mikroskop o

STATISTIKA PENDIDIKAN - MAKALAH UJI T, UJI KORELASI DAN UJI ANAVA

!!!UNTUK MAKALAH BERBENTUK MS.WORD DAPAT DIDOWNLOAD DI LINK BAWAH YA !!!  👉👉DOWNLOAD MAKALAH👈👈   STATISTIKA PENDIDIKAN RESUME UJI T, UJI KORELASI DAN UJI ANAVA Oleh:                     Nama           : Rizki Juliyantri                     Nim : 1532220129 Dosen Pembimbing: Eri Agusta, M.pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2017 UJI T-TEST A. Pengertian Uji-T Uji-T atau T-Test adalah salah satu test statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol/nihil (Ho) yang menyatakan bahwa di antara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama tidak terdapat perbedaan yang signifikan. B. Macam- Macam Uji-T 1. One Sample T-Test  Analisis perbandingan satu sampel dikenal dengan Uji-T atau T-Test ( one sample t-test ) dan uji-Z. Tujuan Uji-T atau Uji-Z adalah untuk mengetahui perbedaan mean variabel yang dihipotesiskan .  Rumus Uji-T  :     Apabila s